Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Penurunan Kasus Covid-19 Sementara, Harus Ada Upaya Cegah Kenaikan

Kompas.com - 17/04/2021, 16:09 WIB
Tsarina Maharani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan, penurunan kasus Covid-19 yang saat ini terjadi hanya sementara.

Pandu mengingatkan ada potensi terjadinya kenaikan kasus Covid-19 kembali.

"Orang sudah mulai lupa dengan pandemi. Rumah sakit sudah mulai turun, dokternya bisa jalan-jalan ke Ancol yang di Wisma Atlet. Itu membuktikan bahwa betul-betul turun sekarang ini. Tapi itu turun sementara. Itu ujian bagi kita semua," kata Pandu dalam acara deklarasi dukungan terhadap BPOM yang diselenggarakan secara daring, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Soal Vaksin Nusantara, Epidemiolog Minta Menkes Ambil Sikap Tegas

Ia pun mengatakan pemerintah harus belajar dari pengalaman sebelumnya dan pengalaman dari negara lain untuk mencegah terjadinya kenaikan kasus Covid-19.

Dua hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah membatasi mobilitas penduduk serta meningkatkan perilaku 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) dan 3T (pengetesan, pelacakan, pengobatan).

"Dengan demikian kita berusaha menghambat penularan, menghambat terjadinya transisi yang cepat dari virus lama ke virus baru dominasinya. Itu yang kita khawatirkan. Seharusnya kita mampu," ujar Pandu.

Menurut Pandu, pandemi Covid-19 masih jauh dari usai. Karena itu, kata dia, yang penting adalah bagaimana upaya pemerintah untuk mengendalikannya.

Baca juga: Pimpinan Komisi IX: RI Harus Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di India

Pandu mengatakan, jangan sampai pemerintah sibuk dengan isu-isu lain yang menghambat upaya mengatasi pandemi.

"Kita harus mampu, jangan sampai kita terdistraksi dengan isu-isu yang menganggu usaha mengatasi pandemi. Kalau kita mau menekan gelombang yang lebih tinggi, mungkin tetap terjadi, tapi mungkin juga tidak terjadi. Kita belajar dari pengalaman negara lain," tuturnya.

Terkait program vaksinasi Covid-19, menurut Pandu yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kesiapan perusahaan-perusahaan farmasi untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin.

Baca juga: Epidemiolog: Harusnya Vaksin Nusantara Tak Dilanjutkan ke Uji Klinis Fase II

Dengan demikian, stok vaksin di dalam negeri dapat terus terpenuhi.

"Kalau Bio Farma atau perusahaan vaksin itu ditingkatkan kapasitasnya bisa membuat vaksin tidak hanya Sinovac, tapi dengan mRNA, Astra Zeneca, jika kita juga mampu, maka kita bisa menjadi pabrik vaksin yang cukup besar di Indonesia," kata Pandu.

Ia pun mengingatkan, penanganan pandemi harus dilakukan secara cepat, pandai, dan bijaksana. Sebab, virus SARS-CoV-2 ini terus bermutasi.

"Banyak cara yang harus kita lakukan dan harus cepat. Karena kita berlomba bukan dengan virus, tapi kecepatan virus itu sendiri yang selalu bermutasi dan kita harus jauh lebih cepat, pandai, dan bijaksana," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com