Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan DPR Desak BNPT dan PPATK Lacak Dugaan Transaksi Gelap 5 Jaringan Terorisme

Kompas.com - 16/04/2021, 16:13 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melacak dugaan transaksi gelap yang dilakukan lima jaringan terorisme.

Azis menduga kelima jaringan teroris tersebut menggunakan layanan fintech, crowdfunding, dan organisasi nirlaba di Indonesia.

"Kami meminta BNPT untuk terus meningkatkan koordinasi dengan lembaga terkait khususnya PPATK guna melacak sinyalemen yang ada," kata Azis seperti dilansir Antara, Jumat (16/4/2021).

Menurut Azis, jaringan teroris tersebut menggunakan modus penggalangan dana melalui kampanye di media sosial.

Baca juga: PPATK: Penyidikan dan Penuntutan TPPU Masih Minim

Ia menduga modus yang dilakukan berkaitan dengan pengumpulan donasi.

Lebih lanjut, Azis juga mencurigai saat ini masih ada kegiatan dari lingkar kelompok terorisme yang memanfaatkan beberapa momentum dengan menyebar propaganda radikal secara terselubung untuk melakukan rekrutmen secara daring.

"Kecenderungan ini diiringi dengan perubahan rekrutmen, pengumpulan donasi, lokasi berkumpul dan metode kerja," ujarnya.

Lima jaringan teroris yang dimaksudkan Azis tersebut yakni jaringan Negara Islam Indonesia (NII), lalu jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Kemudian jaringan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Jaringan MMI, menurutnya, terafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah dan Front Al-Nusrah.

Baca juga: PPATK dan Densus 88 Koordinasi Intensif Cegah Terorisme

Selanjutnya, jaringan kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), yang diduga melahirkan kelompok teroris lainnya yakni Jamaah Ansharut Syariah (JAS) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Selain itu, Azis juga mencurigai jaringan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK).

Menurutnya, JAK telah ada di Indonesia sejak tahun 2016 serta dikenal dengan nama JAK Nusantara.

Ia berpendapat, gerakan JAK sudah mulai redup, namun masih terdapat beberapa tokoh yang tersebar di wilayah Indonesia.

"Gerakannya mulai redup. Namun ada beberapa tokoh yang menyebar di kawasan barat dan timur Indonesia. Mereka menamakan dirinya JAK Masyriq dan JAK Maghrib. Kelompok ini, sangat erat dengan JAD," ujarnya.

Baca juga: RUU Perampasan Aset Tak Masuk Prioritas, PPATK Tagih Janji Jokowi, dan Kerugian bagi Negara

Azis juga mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap adanya jaringan terorisme dalam media sosial.

Menurut dia, kelompok terorisme kerap memeiliki kecenderungan menyasar kelompok yang kerap menghabiskan waktu di media sosial.

"Dilanjutkan dengan ajakan, bergabung dalam grup WhatsApp hingga diajarkan merakit bom hingga doktrin menjadi pengantin sebuah istilah lama yang mereka adopsi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com