Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Hasan: Rakyat Masih Terbelah meski Elite Cepat Bersatu

Kompas.com - 16/04/2021, 12:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai masyarakat masih terbelah akibat sentimen SARA dan politik aliran, dan politik identitas pada Pilpres 2019.

Hal itu ia katakan dalam menanggapi wacana munculnya poros koalisi partai Islam untuk Pemilu 2024.

"Luka dan trauma yang ditimbulkan oleh ketegangan dan tarik menarik itu masih terasa. Rakyat masih terbelah, meskipun elite cepat saja bersatu," kata Zulkifli dalam keterangannya, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Ketum PAN Sebut Pembentukan Poros Koalisi Partai Islam Kontraproduktif

Zulkifli mengaku khawatir munculnya wacana koalisi partai Islam akan menambah perpecahan di masyarakat. Meskipun, elite yang berkontestasi saat pilpres kini sudah bersatu dalam pemerintahan.

"Buktinya, capres dan cawapres yang menjadi lawan dari pasangan pemenang, kini sudah bergabung," ujarnya.

Zulkifli berpendapat, wacana koalisi partai Islam untuk 2024 justru akan memperkuat politik aliran di Indonesia.

Padahal, menurutnya, politik aliran seharusnya dihindari oleh bangsa dan negara.

"Semua pihak harus berjuang untuk kebaikan dan kepentingan semua golongan," ucapnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Bicara Politik Identitas di Hadapan Parlemen Australia

Zulkifli menegaskan partainya sedang memperjuangkan dan memperkuat politik gagasan.

Ia mengatakan, politik gagasan adalah politik yang mengedepankan konsep dan program dalam menyejahterakan masyarakat.

"Seharusnya saat ini kita bersama-sama berpikir untuk kesejahteraan rakyat, mewujudkan ide kesetaraan, merumuskan gagasan tentang kedaulatan, dan seterusnya," kata Zulkifli.

Ia menambahkan, politik gagasan menitikberatkan bagaimana partai politik berpikir untuk memiliki pemerintahan yang bersih, hukum yang adil, hingga perekonomian yang setara.

Untuk persoalan ekonomi, Zulkifli berharap partai politik bersama-sama mencari solusi agar Indonesia tidak bergantung pada impor pangan.

"Bagaimana memperkuat militer dan pertahanan kita, bagaimana menciptakan harmoni di tengah segala perbedaan yang ada," tutur dia.

Baca juga: PKS dan PPP Beri Sinyal Bentuk Koalisi Partai Umat untuk 2024

Wacana poros koalisi partai Islam mengemuka setelah pertemuan antara petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedua partai itu memberikan sinyal berkoalisi untuk Pemilu 2024.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com