JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, poligami merupakan salah satu awal mula terjadinya berbagai perlakuan salah kepada perempuan.
Oleh karena itu, kata dia, poligami harus dilaksanakan hati-hati, kesiapan, serta pemikiran matang.
Sebab Bintang menilai, perkawinan bukan hanya mengenai kepentingan individu atau golongan tertentu, tetapi juga bertujuan untuk membentuk tatanan masyarakat yang berbudaya, maju, dan beradab.
Baca juga: Ribut karena Poligami, Suami Bunuh Istri Tua
"Poligami yang tidak dilaksanakan dengan kesiapan, pemikiran matang, dan pengetahuan yang cukup dari berbagai pihak, dapat berisiko menjadi awal mula terjadi berbagai perlakuan salah, terutama bagi perempuan," kata Bintang di acara diskusi ilmiah bertajuk Poligami Di Tengah Perjuangan Mencapai Ketangguhan Keluarga, dikutip dari siaran pers, Kamis (15/4/2021).
Bintang mengaku prihatin melihat masih banyak narasi yang salah mengenai poligami.
Menurut dia, masih banyak yang menganggap poligami sebagai jalan pintas untuk mencari kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuksesan dalam hidup.
"Padahal poligami harus dilaksanakan dengan sangat hati-hati dengan pertimbangan, ilmu, dan komitmen yang kuat," ujar dia.
Sementara itu, Guru Besar Hukum Islam Universitas Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaitunah Subhan mengatakan, dalam agama islam sudah ada prinsip bahwa niat dari sebuah perkawinan adalah membangun keluarga atau rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Dalam Islam, kata dia, poligami merupakan solusi bagi kondisi darurat yang membuat harus berbuat demikian.
"Namun saat ini banyak kelompok maupun individu yang salah kaprah dan tidak betul-betul memahami makna dari poligami. Jelas bahwa poligami memberikan banyak dampak buruk bagi keutuhan sebuah keluarga terutama perempuan," kata Zaitunah.
Ia mengatakan, ada beberapa alasan atas pemikiran yang menyimpang tentang poligami.
Di antaranya anggapan bahwa melakukan poligami karena termasuk sunnah Rasul yang harus diikuti.
"Padahal jelas beliau melakukan poligami bukan dengan alasan biologis seperti yang kebanyakan terjadi saat ini," kata dia.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Istri Tua karena Ribut Poligami di Lampung Jadi 5 Orang
Alasan lainnya karena jumlah perempuan yang lebih banyak dari laki-laki sehingga masih ada beberapa kelompok.
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menghindari perempuan dari upaya poligami adalah dengan perlu terus dilakukan peningkatan kapasitas perempuan baik dari sisi keterampilan, kemandirian, pemberdayaan, dan nilai-nilai intelektual.
"Sehingga perempuan enggan dan menolak untuk dipoligami dengan alasan apapun,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.