JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia turut mengupayakan pengadaan vaksin dalam negeri, seperti Vaksin Merah Putih untuk menekan laju perkembangan virus Covid-19.
Selain itu, ada juga pengembangan Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang diklaim sebagai karya anak bangsa.
Meski begitu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, Vaksin Nusantara memiliki komponen pembuatan yang berasal dari luar negeri.
"Bilangnya ini karya anak bangsa, tetapi itu kan impor. Ya semua produknya substansi impor, komponen-komponen tersebut," kata Penny saat berbincang kepada Kompas.com, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: BPOM: 71,4 Persen Relawan Uji Klinik Vaksin Nusantara Alami Kejadian Tak Diinginkan
Meskipun demikian, Penny menyatakan bahwa BPOM tidak masalah dengan status komponen Vaksin Nusantara yang berasal dari luar negeri.
Ia mempersilakan masyarakat memberikan penilaiannya masing-masing terkait Vaksin Nusantara yang diklaim sebagai produk anak bangsa.
"BPOM enggak masalah itu impor atau enggak, klaim-klaim itu silakan masyarakat yang menilai," ucapnya.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis Penny menyebutkan bahwa komponen utama pembuatan Vaksin Nusantara diimpor dari Amerika Serikat.
Komponen utama yang diimpor tersebut yakni antigen, GMCSF, medium pembuatan sel, dan alat-alat untuk persiapan pembuatan.
"Semua komponen utama pembuatan vaksin dendritik ini diimpor dari USA," ucapnya.
Baca juga: BPOM: Komponen Utama Pembuatan Vaksin Nusantara Diimpor dari Amerika Serikat
Lebih jauh, Penny menegaskan proses pembuatan Vaksin Nusantara belum memenuhi syarat good manufacturing practice (GMP) dalam proses pembuatan vaksin.
Sebab, sebelum vaksin dimasukkan ke dalam tubuh manusia harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kaidah medis yang telah ditetapkan.
"Jadi nggak ada good laboratorium practice dan good manufacturing practice, pembuatan vaksin tersebut tidak memenuhi GMP," kata dia.
Baca juga: BPOM Sebut Tim Peneliti Vaksin Nusantara Tak Lakukan Uji Praklinik terhadap Hewan
Diketahui, proses pembuatan Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto hingga kinni terus menuai kontroversi dalam masyarakat.
BPOM menilai, Vaksin Nusantara belum layak mendapatkan izin uji klinis fase II.
Sejumlah anggota Komisi IX DPR RI pun mendesak agar BPOM segera melanjutkan pengembangan terhadap vaksin tersebut.
Bahkan, meskipun Vaksin Nusantara masih belum mendapat izin BPOM, sejumlah anggota Dewan menjadi relawan Vaksin Nusantara pada Rabu (14/4/2021) kemarin.
"Bukan hanya sekedar jadi relawan ya, orang kan pasti mempunyai keinginan untuk sehat kan. Kalau untuk massal kan nanti prosesnya di BPOM tapi kalau per orang kan bisa menentukan yang diyakini benar untuk dia," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena saat dihubungi, Selasa (13/4/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.