JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah terpilih pada Pilkada 2020 agar mengendalikan laju penularan Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
Pasalnya, kepala daerah merupakan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing.
"Kepala daerah agar dapat mengendalikan pandemi Covid-19 di daerahnya. Itu menjadi menu tiap hari bagi kepala daerah," ujar Tito dikutip dari siaran pers Kemendagri, Rabu (14/4/2021).
Tito lantas menjelaskan sejumlah indikator dari keberhasilan pengendalian Covid-19.
Baca juga: PPKM Mikro di Depok Diperpanjang, Indikator Zonasi RT Diperketat Sesuai Instruksi Mendagri
Pertama, yakni turunnya angka kasus positif tapi ini bukan dengan menurunkan jumlah pemeriksaan (testing).
"Testingnya meningkat, tetapi memang angkanya (positifnya) yang rendah, karena kasusnya menurun," tegas Tito.
Kedua, adalah tingkat kesembuhan yang tinggi.
Hal ini didapatkan karena treatment dan pencegahan yang dilakukan secara baik.
Ketiga, yakni angka kematian yang rendah.
Salah satu ukuran untuk melihat angka kematian akibat Covid-19 rendah adalah memanfaatkan data kematian yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Baca juga: Mendagri Keluarkan Instruksi Terkait Perpanjangan PPKM Berskala Mikro
"Dengan kata lain, tak hanya mengandalkan data dari rumah sakit. Dukcapil itu memiliki angka kematian, orang meninggal biasanya buat akta (kematian)," tutur Tito.
"Bila ternyata tidak terjadi lonjakan kematian baik berdasarkan data Dinas Dukcapil maupun rumah sakit, itu berarti menunjukkan bahwa angka kematian akibat Covid-19 betul-betul rendah," lanjutnya.
Keempat, yakni kesiapan ruang rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19 atau Bed Occupancy Rate (BOR).
Jika ketersedian ruang ICU rumah sakit atau angka BOR masih di bawah 50 persen, itu menunjukkan kondisi yang baik.
Namun, bila angka itu mendekati 100 persen, kondisi itu terbilang buruk, karena orang yang sakit tak bisa terlayani.