Kemudian dari sisi ancaman digital, Damar menyebut ada 147 serangan digital yang terjadi kepada individu pada 2020.
Baca juga: Litbang Kompas: 34,3 Persen Khawatir Polisi Virtual Ancam Kebebasan Berekspresi
Mayoritas serangan di dunia maya tersebut menyasar kelompok yang sering menyampaikan kritik, baik itu para akademisi, jurnalis maupun aktivis.
"Sepanjang 2020, kami temukan 147 insiden serangan digital. Sebanyak 85 persennya tertuju kepada kelompok kritis. Salah satunya teman-teman akademisi," ujar Damar.
"Selain itu, ada rekan-rekan jurnalis yang mengalami doxing dan serangan personal di dunia maya," lanjutnya.
Damar menuturkan, yang dialami para aktivis jauh lebih buruk.
Dalam konteks kasus Papua, sejumlah aktivis mengalami pengambilalihan akun media sosial oleh pihak yang tidak dikenal.
Ada pula yang mendapat kiriman makanan yang tidak pernah dipesan dari aplikasi ojek online.
"Ini situasi yang tidak pernah terjadi di periode-periode (pemerintahan) sebelumnya," tambah Damar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.