JAKARTA, KOMPAS.com – Sejarawan dan budayawan JJ Rizal mengatakan bahwa rumah Achmad Soebardjo punya posisi penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Rumah itu sama bersejarahnya dengan rumah Soekarno dan Mohammad Hatta. Bahkan, rumah itu sama bersejarah seperti halnya rumah Laksamana Maeda yang menjadi lokasi dirancangnya naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Menurut JJ Rizal, rumah Soebardjo juga menyimpan banyak sejarah tentang cikal bakal perjuangan Indonesia sebagai sebuah negara.
"Rumah yang menjadi kaki penopang peristiwa kemerdekaan Indonesia," kata Rizal, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Rumah Achmad Soebardjo, Rekam Sejarah dan Perjuangan Diplomasi RI
Rizal mengatakan, Jakarta sebagai kota proklamasi kurang lengkap tanpa keberadaan rumah yang terletak di Jalan Cikini Raya 80, Jakarta Pusat itu.
Sebab, berdirinya Indonesia sebagai sebuah negara, sambung Rizal, terjadi tidak hanya melalui jalan kemiliteran, tapi juga perjuangan diplomasi yang dilakukan Subardjo sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) pertama Indonesia.
"Revolusi kita sukses bukan hanya karena perjuangan kemiliteran, tetapi juga perjuangan diplomasi, maka rumah ini sangat penting karena ini adalah kantor Kementerian Luar Negeri pertama," tutur Rizal.
Rizal menuturkan bahwa tidak hanya sejarah yang terjadi di rumah tersebut yang penting, tetapi rumah itu adalah representasi dari Achmad Soebardjo sebagai tokoh kemerdekaan.
Baca juga: Rumah Menlu Pertama RI Achmad Soebardjo Dinilai Layak Jadi Cagar Budaya
Peran Soebardjo sebelum didaulat menjadi Menlu juga amat penting dalam proses kemerdekaan Indonesia.
"Kalau membaca buku Sekitar Proklamasi karya Hatta, maka dengan terang akan tergambar peran Soebardjo ini," ujar JJ Rizal.
"Dia yang menjemput Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok dan membawanya ke Jakarta. Ia juga yang mengusulkan dan mengatur agar rumah Maeda dapat digunakan untuk persiapan proklamasi," tuturnya.
Selain itu, berdasarkan penuturan Rizal, diketahui bahwa Soebardjo juga menelepon semua anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) untuk menghadiri rapat di rumah Maeda bersama Soekarno dan Hatta.
Baca juga: Kemenlu Pastikan Rumah Achmad Soebardjo yang Jadi Kantor Pertama Bukan Miliknya
Rizal menceritakan, Achmad Soebardjo juga mendampingi Soekarno dan Hatta dalam proses pembuatan naskah proklamasi.
"Ia juga yang mendampingi Soekarno ketika Hatta merumuskan tesk proklamasi di rumah Maeda," tutur Rizal.
Saat masih menjadi mahasiswa, Rizal menjelaskan, Achmad Soebardjo adalah tokoh yang mengubah haluan Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda bersama Hatta.
"Karena pergerakan Soebardjo itu pula, PI akhirnya mengeluarkan Manifesto Politik 1925 yang menjadi dasar rumusan nasionalisme Indonesia yang leboh konkret untuk tujuan gerakan politik," kata dia.
Rizal berharap rumah Achmad Subardjo dapat dibeli oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atau pemerintah pusat.
"Sebab ini penanda Jakarta yang bersejarah sebagai Kota Juang tidak hilang. Ini berkah buat kota dan warga Jakarta," ujar dia.
Baca juga: Rumah Menlu Pertama RI Achmad Soebardjo di Cikini, Pernah Jadi Kantor Kemenlu, Kini Dijual
Sebagai informasi bekas kantor Kemenlu dan rumah pribadi Achmad Soebardjo diketahui diiklankan melalui akun sosial media @kristohouse.
Rumah itu berdiri diatas tanah seluas 2.916 meter persegi, dengan luas bangunan 1.676 meter persegi dan dijual dengan harga Rp 200 miliar.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut bahwa rumah milik Soebardjo bukan milik pemerintah.
Faizasyah mengatakan bahwa rumah tersebut milik ahli waris Achmad Soebardjo.
Baca juga: Menapak Tilas Rumah Achmad Soebardjo, Menlu Retno Terharu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.