JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, akibat dari embargo vaksin AstraZeneca di India, penyediaan vaksin Covid-19 di Indonesia menjadi tersendat.
Nadia mengatakan, satu-satunya stok vaksin Covid-19 pada bulan April ini adalah vaksin Sinovac buatan PT Bio Farma.
"Ini perkiraannya adalah antara 7 juta sampai dengan 11 juta pada bulan April ini," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (12/4/2021).
Nadia memastikan, stok vaksin tersebut akan diberikan untuk sasaran penerima vaksin Sinovac yang sudah mendapatkan dosis pertama pada bulan Maret.
Baca juga: Ini Vaksin Covid-19 yang Resmi Digunakan di Indonesia dan Status Sertifikasinya di WHO
Ia mengatakan, interval atau jarak penyuntikan vaksin dosis kedua Sinovac yang dilakukan pada bulan Maret sudah sekitar 28 hari.
"Jadi kita samakan rentang dosis penyuntikan baik untuk usia 20 tahun maupun 60 tahun yaitu rentang di dosis kedua itu 28 hari. Dan ini dipastikan yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama bulan Maret, akan mendapatkan vaksin Sinovac yang sama pada bulan April," ujarnya.
Di samping itu, Nadia mengatakan, total ada sebanyak 57 juta dosis vaksin yang telah diterima Indonesia.
Ia mengatakan, 57 juta dosis vaksin yang diolah tersebut menghasilkan 47 juta dosis vaksin.
Dari 47 juta dosis vaksin tersebut sebanyak 24 juta dosis vaksin sudah distribusikan ke provinsi dan kabupaten/kota.
Baca juga: Hingga 12 April, Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Capai 15,4 Juta Suntikan, Dosis Dua baru 5 Juta
Menurut Nadia, dari 24 juta dosis vaksin tersebut sebanyak 3 juta dosis vaksin Sinovac sudah digunakan pada awal Januari untuk tenaga kesehatan dan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca sudah didistribusikan.
Dengan demikian, stok vaksin yang beredar di Indonesia sebanyak 20 juta dosis yang digunakan untuk vaksinasi tahap kedua untuk kelompok lansia dan petugas pelayanan publik.
"Sisa 20 juta dosis, kalau kita melihat saat ini yang sudah mendapatkan suntikan dosis pertama dan dosis kedua kurang lebih 15 juta orang. Jadi kita tahu ada sekitar 9 juta dosis yang masih beredar dan berada di gudang provinsi dan gudang kabupaten kota maupun di fasilitas pelayanan kesehatan," tuturnya.
Lebih lanjut, Nadia menambahkan, masih ada sebanyak 23 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk di PT Bio Farma yang akan diolah pada bulan April ini sekitar 7-11 juta dosis vaksin.
"Nah sisanya dari 23 juta tadi dikurangi 11 atau sampai dengan 7 juta itu akan diproduksi menjadi vaksin jadi di bulan Mei untuk vaksin Sinovac. Jadi tidak perlu khawatir, vaksinasi pasti akan cukup untuk memenuhi dosis kedua," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.