JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta, mempertanyakan alasan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membentuk Detasemen Kawal Khusus (Denwalsus) Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Sukamta menilai, pembentukan Denwalsus Kemenhan masih bersifat protokol semata.
"Jika ini bagian dari protokoler apakah harus dalam bentuk unit khusus? Apakah ini sesuatu yang mendesak?" kata Sukamta kepada Kompas.com, Senin (12/4/2021).
Baca juga: Anggota DPR Minta Prabowo Jelaskan Rinci soal Denwalsus Kemenhan
Menurut Sukamta, sebaiknya Kemenhan memperhatikan masalah yang lebih mendesak, khususnya terkait kondisi keamanan nasional.
Ia mencontohkan adanya kejadian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang guru di Papua.
"Seperti kasus penyerangan KKB terhadap guru di Papua yang sebabkan dua orang guru meninggal dunia," ucapnya.
Lebih lanjut, Sukamta menyarankan agar Kemenhan sebaiknya membuat detasemen kawal khusus buat para guru yang bertugas di wilayah rawan keamanan.
"Saya kira akan lebih baik didahulukan pembentukan Detasemen Kawal Khusus buat para guru yang bertugas di wilayah pedalaman yang rawan secara keamanan," ujarnya.
Baca juga: Menhan Prabowo Bentuk Detasemen Kawal Khusus untuk Tamu Militer Kemenhan
Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto membentuk Detasemen Kawal Khusus (Denwalsus) Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Juru Bicara Menhan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Denwalsus tersebut bertugas mengawal para tamu militer Kemenhan.
"Sejak lama (Denwalsus) sudah ada di bawah kendali Mabes TNI yang ditugaskan di Kemenhan RI. Hanya saja, memang dilakukan penyegaran personelnya," kata Dahnil saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).
Dahnil mengatakan, Prabowo meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar menyediakan personel-personel yang secara fisik sempurna untuk Denwalsus karena akan menjadi tampilan depan dalam setiap upacara penyambutan tamu-tamu Kemenhan.
Baca juga: Kemenhan: Produksi Dua Kapal Angkut Tank Dalam Negeri 8 Bulan Lebih Cepat
Lebih lanjut, Dahnil mengatakan, Denwalsus ini berjumlah sekitar 100 orang lebih.
"Makanya Pak Menhan memberikan perhatian khusus terkait hal ini, karena menjadi salah satu simbol wibawa kita sebagai bangsa dan negara," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.