Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei BLT Tak Tepat Sasaran, Politikus PDI-P Tekankan Pentingnya Sistem Satu Data

Kompas.com - 10/04/2021, 13:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei dari lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan sebanyak 51,3 persen responden menilai program bantuan langsung tunai (BLT) tidak tepat sasaran.

Menanggapi hal tersebut, Politikus PDI-P Masinton Pasaribu menilai, memang ada hal yang perlu ditingkatkan dari pemerintah terutama soal pemberian bantuan.

"Menurut saya, baik itu dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang itu belum ter-connect dalam sistem satu data. Sehingga setiap ada pemberian bantuan, selalu kadang dianggap tidak tepat sasaran," kata Masinton dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024" Sabtu (10/4/2021).

Baca juga: Survei IPO: 51,3 Persen Masyarakat Nilai Bantuan Tunai Tidak Tepat Sasaran

Ia mengatakan, dalam program pemerintah mengenai bantuan juga kerap kali didapati kelemahan misalnya ada masyarakat yang menerima bantuan berlebih atau double.

Masinton menyadari hal-hal tersebut masih menjadi masalah dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Untuk itu, anggota DPR dari Fraksi PDI-P ini menekankan agar pemerintah memiliki sistem satu data guna memperbarui jumlah masyarakat yang telah mendapatkan bantuan.

"Sistem ini baik di pemerintah pusat maupun daerah, bisa di-update baik itu per triwulan, per semester. Sehingga selalu kita bisa meng-update kondisi masyarakat di bawah. Sehingga ketika ada persoalan atau ada bencana, kemudian bantuan itu bisa tepat sasaran," jelasnya.

Baca juga: Kuota Terbatas, Siapa Saja yang Berhak Menerima BLT UMKM 2021?

Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa pemberian bantuan di masa pandemi tak perlu dipersulit birokrasinya.

Menurutnya, pernyataan Jokowi itu harusnya mampu diimplementasikan para pembantu presiden untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Apa yang seperti disampaikan Pak Jokowi, karena ini situasi pandemi, situasi darurat. Disaster management dalam situasi ini memang harus diterapkan. Tidak harus bertele-tele, tidak perlu rumit dengan urusan birokrasi, tetapi jangan juga terjadi moral hazard di sana," ucapnya.

Selain itu, Masinton juga berpendapat pemerintah perlu memperhatikan masih adanya permasalahan ekonomi misalnya rendahnya serapan kredit.

Baca juga: Survei IPO: 56 Persen Masyarakat Puas terhadap Jokowi, Maruf Amin 36 Persen

Dia menilai, hal ini dapat menjadi tantangan ke depan dari pemerintah yang perlu diselesaikan.

Namun kabar baiknya, kata dia, pemerintah mulai menyelesaikan hal tersebut dengan cara memutuskan menaikkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa jaminan menjadi Rp 100 juta dari sebelumnya Rp 50 juta.

"Ini artinya bahwa pemerintah concern pada persoalan ekonomi. Kemudian, pemerintah concern ingin memudahkan membantu masyarakat. Di satu sisi tetap melaksanakan protokol kesehatan, di sisi lain pemulihan ekonomi tetap menjadi bagian yang penting. Satu sehat, kemudian, persoalan ekonomi harus bisa teratasi," tutur Masinton.

Baca juga: Survei IPO: 73 Persen Masyarakat Nilai Kebijakan Vaksinasi Covid-19 Sudah Tepat

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah membeberkan hasil survei bahwa hanya 29,9 persen masyarakat yang menilai BLT selama masa pandemi Covid-19 tepat sasaran.

Adapun hasil tersebut didapat setelah tim survei menanyakan tentang program BLT yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat selama masa pandemi.

"Cukup menarik karena sepanjang program ini berjalan, ternyata hanya 29,9 persen masyarakat yang menyatakan bahwa bantuan tunai itu tepat sasaran. Sementara 51,3 persen menyatakan tidak tepat," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024" Sabtu (10/4/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com