JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan surat edaran tentang panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, surat edaran tersebut tidak berlaku bagi daerah dengan zona merah dan oranye Covid-19.
"Edaran itu tidak berlaku untuk daerah yang masuk zona merah dan oranye berdasarkan ketetapan Satgas Covid setempat," kata Kamaruddin dilansir dari laman resmi Kemenag, Jumat (9/4/2021).
Baca juga: Ibadah Haji Masih Tunggu Kepastian dari Arab Saudi, Kemenag Lakukan Vaksinasi terhadap Calon Jemaah
Adapun surat edaran tersebut mengatur bahwa kegiatan ibadah di bulan Ramadhan, terutama di masjid harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Ia mengatakan, surat edaran tersebut berlaku hanya berlaku bagi daerah dengan zona kuning atau zona hijau Covid-19.
Berikut ketentuan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2021 tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri:
1. Umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syari lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa Ramadan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama
2. Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti
3. Dalam hal kegiatan buka puasa bersama tetap dilaksanakan, harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan
Baca juga: Kemenag: Buka Puasa Bersama Dibatasi 50 Persen dari Kapasitas Ruangan
4. Pengurus masjid atau mushala dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah antara lain:
a. Salat fardu lima waktu, shalat tarawih dan witir, tadarus Al Quran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid atau mushala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjemaah, dan setiap jemaah membawa sajadah serta mukena masing-masing
b. Pengajian atau ceramah atau tausiah atau kultum Ramadhan dan kuliah subuh paling lama dengan durasi waktu 15 menit
c. Peringatan Nuzulul Quran di masjid atau musala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat
5. Pengurus dan pengelola masjid atau mushala sebagaimana angka empat wajib menujuk petugas yang memastikan penerapan protokol kesehatan dan mengumumkan kepada seluruh jemaah, seperti melakukan disinfektan secara teratur, menyediakan sarana cuci tangan di pintu masuk masjid atau mushala, menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan setiap jamaah membawa sajadah atau mukena masing-masing.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Bupati Banyumas Minta Dibentuk Satgas Covid-19 di Setiap Masjid
6. Kegiatan ibadah Ramadhan di masjid atau mushala, seperti shalat tarawih dan witir, tadarus Al Quran, iktikaf, dan peringatan Nuzulul Quran tidak boleh dilaksanakan di daerah yang termasuk kategori zona merah (risiko tinggi) dan zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19 berdasarkan penetapan pemerintah daerah setempat.