Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah AS Diminta Serius Tangani Kekerasan Bermotif Rasial

Kompas.com - 08/04/2021, 13:30 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Fransisco meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) menangani maraknya aksi kekerasan bermotif rasial terhadap komunitas warga Asia secara serius.

Konsul Jenderal RI Simon D.I. Soekarno mengatakan, seluruh perwakilan ASEAN di San Fransisco sepakat menggelorakan permintaan tersebut kepada pemeirntah AS.

"Perwakilan ASEAN di San Francisco sepakat untuk bersama-sama menyampaikan keprihatinan dan meminta perhatian Pemerintah dan aparat keamanan setempat untuk menangani hal ini secara serius," kata Simon, dalam pertemuan daring dengan masyarakat dan diaspora Indonesia, dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Aksi Kekerasan kepada Keturunan Asia Meningkat, WNI di AS Diminta Waspada dan Tetap Tenang

Simon mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah dalam rangka mengantisipasi meningkatnya aksi kekerasan bermotif rasial. Antara lain, berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait di 8 negara bagian di wilayah kerja KJRI San Fransisco, serta atas inisiatif KJRI San Fransisco," kata Simon.

Simon juga mengimbau kepada masyarakat dan diaspora Indonesia untuk tetap tenang serta meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diharapkan tidak bepergian sendiri dan tidak ragu melapor kepada aparat Perwakilan Pemerintah RI terdekat jika mengalami kekerasan bermotif rasial.

Baca juga: Trending Stop Asian Hate di Twitter, Apa yang Terjadi?

Dalam beberapa bulan belakangan, peristiwa penyerangan terhadap warga Asia di AS marak terjadi. Kasus penyerangan dialami warga keturunan Asia tanpa alasan yang jelas.

Berbagai serangan itu akhirnya membuat kelompok atau komunitas Asia menggaungkan jargon Stop Asian Hate yang juga ramai diperbincangkan di media sosial seperti Twitter.

Kelompok Stop Amerika-Asia dan Kepulauan Pasifik (AAPI) Hate mengatakan, pada Februari pihaknya mencatat 2.808 akun anti-Asia dari 47 negara bagian dan Washinigton DC dari 19 Maret 2020 hingga akhir tahun.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga telah menyampaikan pembelaannya terhadap warga keturunan Asia-Amerika, yang menjadi korban kejahatan rasial.

Baca juga: Aksi Anti Asia di AS, WNI di Luar Negeri Diimbau Melapor Apabila Dirinya Terancam

Salah satu pemicunya adalah narasi mantan Presiden AS Donald Trump soal "virus China" selama pandemi Covid-19.

Melansir Daily Mail pada Jumat (12/3/2021), dalam pidato pertamanya di televisi, Biden mengatakan bahwa kebencian yang kejam terhadap orang Asia-Amerika telah terjadi dengan penyerangan, penganiayaan, disalahkan, dan dikambinghitamkan.

"Pada momen ini, banyak dari mereka, sesama orang Amerika, berada di garis depan pandemi ini mencoba menyelamatkan nyawa, tapi mereka masih dipaksa hidup dalam ketakutan atas nyawa mereka, hanya dengan berjalan di jalan-jalan di Amerika," ujar Biden.

"Itu salah, seperti itu bukan Amerika dan harus dihentikan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com