JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan enam helikopter untuk membantu penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tengga Timur (NTT).
Pengerahan helikopter itu dilakukan atas arahan Kepala BNPB Doni Monardo saat berada di Lembata, Flores, NTT, Selasa pada (6/4/2021).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, helikopter akan menjadi alat untuk mendistribusikan logistik dan membantu proses evakuasi di daerah yang masih sulit diakses.
"(Helikopter) akan difungsikan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolir pasca terputusnya akses akibat longsor maupun akses penyeberangan laut yang tidak memungkinkan akibat gelombang tinggi," kata Raditya dalam keterangannya, Rabu (7/4/2021).
Baca juga: BNPB: Belum Ada Laporan Kasus Covid-19 di Pengungsian Banjir NTT
Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, wilayah yang masih belum dapat diakses sepenuhnya di antaranya Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Lembata.
Sementara itu, ketersediaan listrik dan sinyal di Kota Kupang juga masih belum pulih sepenuhnya.
Hal ini membuat banyak warga yang memilih tinggal di hotel yang menyediakan genset listrik.
Adapun enam helikopter yang disiapkan BNPB adalah Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton, Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton.
Kemudian, Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, Heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk, dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk.
Sejumlah wilayah di NTT dilanda banjir bandang pada Minggu (4/4/2021).
Baca juga: BNPB: Banjir Bandang NTT Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir di Provinsi Itu
Hingga siang hari ini, BNPB mencatat, ada 124 orang meninggal dunia dan 74 orang hilang akibat bencana banjir bandang di NTT.
"Jadi perkembangan terakhir dari data yang kami dapatkan 124 jiwa yang meninggal," kata Raditya Jati dalam konferensi pers hari ini.
Selanjutnya, 688 rumah rusak berat 272 rumah rusak sedang, 154 rumah rusak ringan, serta 1.962 rumah yang terdampak akibat banjir bandang yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
BNPB juga melaporkan ada 87 fasilitas umum terdampak bencana banjir bandang di NTT. Kemudian, sebanyak 24 fasilitas umum yang mengalami kerusakan berat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.