JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran Covid-19 di Indonesia hingga kini masih sulit dihentikan. Pada Selasa (6/4/2021), kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.549 kasus.
Penambahan ini menjadikan total keseluruhan kasus di Indonesia mencapai 1.542.516, terhitung sejak kali pertama diumumkan kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, positivity rate atau tingkat penularan Covid-19 mencapai 9,14 persen pada Selasa kemarin.
Baca juga: UPDATE: Tambah 4.549 Orang, Kasus Covid-19 Indonesia Capai 1.542.516
Sementara itu, pemerintah juga melaporkan adanya penambahkan pasien sembuh dari Covid-19 sebanyak 4.296 orang. Sehingga, total pasien sembuh hingga kini menembus 1.385.973.
Selain itu, sebanyak 162 orang tutup usia karena Covid-19, sehingga total jumlah kasus kematian menembus 41.977.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin meminta pemerintah menerapkan metode jemput bola dalam program vaksinasi Covid-19 untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia).
Metode itu dilakukan dengan mendatangi masyarakat yang sudah terdaftar sebagai penerima vaksin. Dengan demikian jumlah lansia penerima vaksin dapat meningkat.
"Ke depan tidak terfokus dengan membangun sentra vaksinasi, sebab bisa saja kendala jarak yang jauh dan sebagainya menjadi persoalan rendahnya lansia yang mengikuti program vaksinasi," kata Azis, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Vaksinasi untuk Lansia, Pemerintah Diminta Terapkan Metode Jemput Bola
Politisi Partai Golkar itu juga mendorong pemerintah untuk memperluas program vaksinasi bagi anak muda dengan syarat mengikutsertakan dua lansia.
Selain itu, Azis juga meminta sosialisasi vaksinasi lansia ditingkatkan dengan menggandeng tokoh masyarakat, tokoh adat, serta perangat desa, RT, dan RW.
Ia mengingatkan, vaksinasi bagi lansia sangat penting karena lansia merupakan kategori yang rawan terpapar Covid-19.
"Kategori lansia merupakan kategori yang paling rawan terpapar dan memiliki risiko kematian yang tinggi," kata Azis.
Baca juga: Cegah Penularan Covid-19 Saat Bencana, Lansia dan Ibu Hamil Diungsikan Lebih Dahulu
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengakui cakupan penerimaan vaksinasi Covid-19 bagi lansia masih rendah daripada kelompok petugas publik.
Hingga saat ini jumlah lansia yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 1,73 juta atau 8,2 persen.
"Total lansia dapat vaksin dosis pertama adalah 1,73 juta, ini tentunya baru kurang lebih 8,2 persen dari rencana kita untuk memvaksin 21,5 juta usia di atas 60 tahun," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Kemenkes: Cakupan Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama Lansia Baru 8,2 Persen
Nadia mengatakan, hal ini disebabkan karena masih banyak provinsi yang cakupan vaksinasi Covid-19 terhadap lansia di bawah kategori lain.
Bahkan, kata Nadia, 36 kabupaten/kota belum memulai vaksinasi kepada lansia.
"Jadi mereka dengan jumlah vaksin yang ada ini memfokuskan kepada pelayan publik terlebih dahulu," ujarnya.
Di samping itu, Nadia mengatakan, kelompok lansia memiliki kendala untuk mendapatkan pelayanan vaksinasi seperti rasa takut karena kurangnya sosialisasi terkait manfaat vaksinasi.
Baca juga: Stok Vaksin Terbatas, Vaksinasi Bulan April Diprioritaskan untuk Lansia
Kemudian, sebagian lansia memiliki keterbatasan fisik untuk mendatangi lokasi sentra vaksinasi dan belum memahami pendaftaran vaksinasi secara online.
Karena itu, Nadia mengimbau, agar anggota keluarga membantu menyosialisasikan vaksinasi dan membantu lansia ke sentra vaksinasi.
"Mungkin mereka belum paham, apalagi kalau pendaftarannya secara online melalui registrasi elektronik, ini harus dibantu," kata dia.
Baca juga: Kemenko PMK: Perlu Ada Alokasi APBD untuk Pemberdayaan Penyandang Disabilitas dan Lansia
Secara terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan agar vaksinasi Covid-19 yang sedang dilakukan di berbagai daerah bisa dipercepat.
"Saya menekankan supaya vaksinasi perlu dipercepat karena kita ingin mengejar kekebalan komunal, kekebalan dari masyarakat kalau bisa tercapai 70 persen herd immunity," kata Ma'ruf.
Karena itu, kata dia, semua warga yang masuk kategori prioritas harus disuntik vaksin.
Untuk umat Islam misalnya, kata Ma'ruf, para ulama telah menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan suatu kewajiban.
Sebab, vaksinasi bertujuan menghilangkan penyakit serta demi kepentingan menjaga diri sendiri dan orang lain dari penyakit tersebut.
"Sekarang vaksin itu sudah tidak lagi diduga tapi karena itu kita harus menyosialisasi tentang kewajiban vaksin dalam rangka menjaga diri dan orang lain. Ini hal yang perlu segera terus disosilisasi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.