JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (Itagi) Soedjatmiko mengatakan, dalam persiapan pembukaan sekolah tatap muka terbatas baik PAUD, SD, SMP, maupun SMA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pasalnya pembukaan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19 masih menyisakan kekhawatiran bagi masyarakat.
Pertama, kata dia, kasus baru Covid-19 dan kematian di wilayah yang membuka sekolah tatap muka harus terus menurun selama 2 minggu atau lebih.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Jakarta Dimulai, Simak Beragam Faktanya
"Bahkan lebih baik jika tidak ada kasus baru. Kalau kasus masih fluktuatif, sebaiknya tunda dulu," kata Soedjatmiko melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (6/4/2021).
Kedua, sebelum sekolah dibuka, organisasi wali murid harus mengecek kesiapan para guru dan sarana di sekolah.
Kemudian, harus dipersiapkan bagaimana cara untuk mengelola murid yang belajar sebanyak 2 shift.
"Karena kan maksimum satu sif itu 50 persen murid. Lalu desinfektan meja, kursi, pintu, dinding. Perbanyak wastafel dengan air mengalir dan sabun," kata dia.
Selain itu, pengaturan jumlah, jarak dan posisi meja dan kursi agar anak tidak saling dekat saat di kelas iuga perlu diperhatikan.
Bahkan jika perlu, kata dia, digunakan pembatas berupa tali di antara kursi dan meja agar anak tidak berjalan-jalan atau saling mendekat di dalam kelas.
Selanjutnya, pengaturan tugas guru dalam mengatur murid-murid ketika datang atau pulang juga dibutuhkan.
Baca juga: Persiapan SMKN 44 Jakarta Pusat Sambut Pembelajaran Tatap Muka
Siswa, kata dia, harus dipastikan agar langsung pulang setelah pelajaran selesai dan tidak bermain atau berkumpul.
Ia berharap jika pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan apabila seluruh guru telah divaksinasi Covid-19 sebanyak dua dosis.
"Jika belum vaksinasi, maka rapid test antigen dulu, yang positif di isolasi. Lalu guru dan murid yang demam, batuk, pilek, diare berobat dulu, istirahat 3-5 hari," kata dia.
"Kalau sekolah belum siap, sebaiknya pembelajaran tatap muka ditunda dulu," lanjut Soedjatmiko.
Ketiga, sebelum pembelajaran tatap muka dibuka, kata dia, orangtua harus menyiapkan beberapa hal.