Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Dituding Tak Demokratis, Andi Mallarangeng: Justru KLB Abal-abal yang Begitu

Kompas.com - 07/04/2021, 08:33 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menuding balik bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan di Deli Serdang justru tidak demokratis.

Hal tersebut ia sampaikan untuk merespons tudingan salah satu penggagas KLB Hencky Luntungan yang menilai, situasi Partai Demokrat saat ini tidak demokratis bahkan cenderung menganut sistem dinasti keluarga.

"Kalau bicara soal demokratis, KLB abal-abal itu yang tidak demokratis," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Hadapi Gugatan Kubu Moeldoko soal AD/ART, Demokrat Yakin Menang

Menurut Andi, justru terpilihnya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang tidak demokratis karena mantan Panglima TNI itu bukan kader partai.

"Saya sudah baca buku-buku tentang demokrasi, enggak ada yang membenarkan bagaimana seseorang bukan kader partai, yang merupakan elemen kekuasaan, bisa mengambil alih dan membegal partai orang lain begitu saja. Bahkan untuk menjadi ketua kelas saja harus menjadi murid di kelas tersebut," jelasnya.

Ia pun menjelaskan situasi dan peran tugas dari setiap posisi di Partai Demokrat.

Adapun hal ini ia jelaskan lantaran Partai Demokrat juga dituding Hencky Luntungan, cenderung menganut sistem dinasti keluarga.

Baca juga: Kubu Moeldoko Ajukan Gugatan ke PN Jakpus Terkait AD/ART Partai Demokrat

Pertama, Ketua Umum ex officio adalah juga Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP).

"Ini untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi antara MTP dan DPP Partai Demokrat. Apapun yang diputuskan oleh MTP segera bisa dijalankan oleh DPP yang dipimpin oleh Ketum," terangnya.

Sementara itu, lanjut Andi, ada enam Wakil Ketua Umum (Waketum) di Demokrat.

Mereka adalah Benny K Harman, Vera Febiyanti, Willem Wandik, Marwan Cik Hasan, Yansen Tipa Padan, dan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

"Jadi, Mas Ibas hanyalah salah satu dari enam Waketum. Sebelumnya dia juga pernah menjadi Sekjen PD ketika Ketumnya Anas Urbaningrum," ucapnya.

Lebih lanjut, Andi juga membantah bahwa Partai Demokrat cenderung menganut sistem dinasti keluarga.

Ia pun membantah tudingan Hencky Luntungan dengan cara menjelaskan sejarah berdirinya Partai Demokrat dan bagaimana Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dapat terpilih.

"Ketum pertama adalah Profesor Budhi Santoso, kemudian Pak Hadi Utomo, lalu kompetisi antara saya, saudara Marzuki Alie dan saudara Anas Urbaningrum. Anas yang menjadi Ketum. Setelah itu dia terkena masalah hukum, maka Pak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat melakukan penyelamatan partai dengan menjadi Ketum," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com