Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Siklon Tropis Kian Sering Terjadi, Dampak Global Warming Harus Dimitigasi

Kompas.com - 07/04/2021, 06:36 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, siklon tropis sudah menjadi peristiwa tahuhan sejak 2017.

Menurutnya, perlu ada mitigasi khusus agar fenonema alam ini tidak menjadi kebiasaan dan mengakibatkan bencana yang parah.

"Sejak 2017 itu setiap tahun selalu terjadi siklon tropis. Bahkan dalam setahun pernah terjadi dua kali," ujar Dwikorita dalam paparan pada konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Diterjang Badai Siklon Tropis Seroja, Kantor Bupati dan Rumah Sakit di Sabu Raijua Rusak

Dia menyebut, Siklon Tropis Seroja merupakan siklon tropis yang ke-10 kalinya terjadi di Indonesia.

Namun, siklon Seroja ini masuk ke daratan sehingga mengakibatkan bencana alam yang parah di NTT, NTB dan sekitarnya.

"Ini yang tidak lazim. Oleh karenanya kita perlu evaluasi penyebabnya," tegas Dwikorita.

Dia menjelaskan, di Indonesia siklon tropis terjadi pertama kali pada 2008 yang dinamakan Siklon Tropis Durga.

Kemudian siklon tropis terjadi lagi pada 2010 yang disebut Siklon Tropis Anggrek. Berikutnya, pada 2014 Siklon Tropis Bakung terjadi di Indonesia.

Pada 2017, terjadi dua kali siklon tropis di Tanah Air, yakni Siklon Tropis Cempaka dan Siklon Tropis Dahlia.

Pada 2018 juga terjadi dua kali peistiwa siklon tropis, yakni Siklon Tropis Flamboyan dan Siklon Tropis Kenanga.

Pada 2019 terjadi satu kali siklon tropis, yakni Siklon Tropis Lili. Pada 2020 juga terjadi satu kali siklon tropis yakni Siklon Tropis Mangga.

"Yang terakhir pada 2021 ini Siklon Tropis Seroja. Jika dilihat polanya, pada awalnya siklon tropis terjadi 2-4 tahun sekali. Lalu sejak 2017 menjadi setahun sekali, bahkan bisa setahun dua kali," papar Dwikorita.

Dia menyebut, siklon tropis bisa terjadi karena semakin panasnya suhu muka air laut.

Berdasarkan hipotesis sementara, kata dia, ada hubungan antara global warming dengan terjadinya siklon tropis ini.

"Ini baru hipotesis ya, tetapi ada korelasinya antara siklon tropis dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming," ungkapnya.

Baca juga: BMKG Pastikan Siklon Tropis Seroja Tak Berdampak Signifikan di Wilayah Jateng

"Jadi itulah yang perlu kita perhatikan. Global warming memang perlu kita mitigasi. Jika tidak, siklon tropis ini akan menjadi kejadin rutin setiap tahun dan menjadi hal normal. Ini yang harus kita antisipasi bersama," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Siklon Tropis Seroja menyebabkan angin kencang dan hujan lebat yang menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di NTT dan NTB.

Bencana tersebut mengakibatkan ribuan orang mengungsi dan puluhan orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com