Lilly menjelaskan, metode budidaya lobster sistem keramba dasar telah diadopsi masyarakat Kabupaten Banyuwangi sebanyak 200 karamba selama 9 bulan. Metode ini telah menghasilkan lobster sebanyak 2,5 ton selama kurun waktu panen pertama pada November hingga April 2021.
“Hal itu membuktikan, percontohan penyuluhan budidaya lobster yang digagas KKP memiliki dampak luar biasa dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Kami juga mendorong agar lobster dapat menjadi ikon perikanan Banyuwangi,” ujarnya.
Baca juga: Berawal dari Iseng, Warga Gunungkidul Menjadi Pembudidaya Lobster Air Tawar
Pada kesempatan tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menuturkan, masyarakat Banyuwangi memiliki antusiasme tinggi pada pelaksanaan festival lobster. Pasalnya, kegiatan ini pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
"Lobster Banyuwangi merupakan salah satu lobster yang diminati para eksportir karena kualitasnya. Melalui festival ini, diharapkan muncul pembudidaya yang akan membudidayakan lobster sehingga akan meningkatkan kualitas lobster ekspor," tuturnya.
Guna mendukung langkah tersebut, lanjut Ipuk, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi bersama BPPP Banyuwangi akan membuat Lobster Centre.
Lobster Centre akan dimanfaatkan sebagai tempat eduwisata, riset, konservasi, budidaya, pelatihan, dan penyuluhan.
Baca juga: Pemerintah Diminta Cabut Kebijakan Ekspor Benih Lobster
"Bagi anak-anak yang ingin menjadi pengusaha lobster, nantinya bisa belajar di Lobster Centre. Seperti yang direncanakan, Lobster Centre akan di bangun oleh KKP di Kabupaten Banyuwangi,” ucap Ipuk.
Menanggapi rencana tersebut, Pemkab Banyuwangi mendukung dan menyambut baik. Bupati Banyuwangi Ipuk berharap program tersebut agar dapat segera direalisasikan.
Kepala BPPP Banyuwangi Achmad Subijakto mengatakan, Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur (Jatim) yang memiliki potensi untuk produksi lobster air laut.
"Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 kilometer (km). Hampir di seluruh bagian laut Banyuwangi memiliki kekayaan, berupa lobster mutiara, lobster pasir, lobster bambu, lobster batik, dan lobster batu,” ujarnya.
Baca juga: Penyelundupan Benur Marak, KKP Lepasliarkan Lagi Ribuan Benih Lobster
Kabupaten di ujung timur pulau Jawa ini, kata Achmad, memiliki potensi benih lobster di bagian pesisir selatan, atau tepatnya di daerah Samudera Hindia.
Sementara itu, ia menjelaskan, untuk daerah penghasil lobster hasil tangkapan nelayan dapat ditemukan mulai dari pesisir selatan hingga pesisir utara Banyuwangi.
“Selat Bali hingga pesisir utara Banyuwangi adalah daerah potensial untuk Budidaya Lobster," ucap Achmad.
Terkait hasil lobster, ia mengatakan, lobster konsumsi hasil tangkapan alam di Banyuwangi sebanyak 67,5 ton.
Hasil tersebut mengalami kenaikan pasca diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 12 Tahun 2020 tentang pengelolaan lobster (Panulirus spp.), kepiting (Scylla spp.), dan rajungan (Portunus spp.).
Baca juga: Kasus Ekspor Benih Lobster, KPK Panggil Sekjen dan Irjen KKP