JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut, jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih fluktuatif.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun pemerintah bersama Polri, 81 meninggal dunia akibat bencana ini.
"Untuk sementara korban jiwa yang meninggal sekitar 81 orang, tetapi mohon maaf, data ini mungkin akan berubah setiap jam dan yang masih dalam pencarian 103 orang," kata Doni melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: BNPB: 8.424 Warga Mengungsi akibat Banjir Bandang dan Longsor di NTT
Doni mengatakan, daerah terparah yang terdampak banjir dan tanah longsor yaitu Kecamatan Adonara dan Lembata.
Bangunan yang rusak di dua kecamatan tersebut ditambah dengan Kabupaten Alor total mendekati 500 unit.
Khusus di Lembata, rumah rusak berat mencapai 224 unit, rusak sedang 15 unit, dan rusak ringan 75 unit.
Terdapat dua desa yang terdampak paling besar di kecamatan itu yakni yang berada di kaki Gunung Ile Lewotolok.
"Kami dari BNPB bersama dengan (Kementerian) PUPR nantinya akan merancang agar masyarakat dan warga di kawasan tersebut dapat direlokasi," ujar Doni.
Ia mengatakan, untuk menangani dampak bencana ini tim gabungan dari Kementerian Sosial dan TNI-Polri telah membangun dapur lapangan di hampir semua titik pengungsian, sehingga, diharapkan tak ada warga yang tidak mendapat pasokan logistik.
Baca juga: Hampir Seluruh Daerah di NTT Terdampak Banjir Bandang dan Longsor, 8 Kabupaten/Kota Parah
BNPB juga sudah menyiapkan sejumlah helikopter untuk membantu mobilisasi logistik. Untuk memastikan distribusi logistik berjalan baik, disiagakan pula satu pesawat kargo.
Fasilitas dan layanan kesehatan pun telah disiapkan di hampir seluruh tempat. Namun demikian, masih terjadi keterbatasan dokter di fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut.
"Kementerian Kesehatan di bawah pimpinan dari Kapuskris (Kepala Pusat Krisis) Kemenkes sudah melakukan koordinasi untuk mendatangkan sumber dokter dari beberapa provinsi, termasuk dari Sulawesi Selatan, dan juga Jawa Timur," ucap Doni.
Terkait ketersediaan obat-obatan, kata Doni, sementara masih terpenuhi, kecuali alat-alat untuk merawat pasien patah tulang.
Namun demikian, Doni mengaku pihaknya telah melakukan koordonasi untuk mengatasi hal ini sehingga obat-obatan akan segera didatangkan dari Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
"Kemudian juga BNPB bersama Kemenkes menyalurkan alat rapid antigen ke seluruh daerah agar bisa melakukan screening bagi warga, termasuk rombongan-rombongan yang datang dari luar, termasuk jajaran TNI Polri dan juga para relawan," kata Doni.
Baca juga: PMI Bentuk Tim Bangun Pengelolaan Air Bersih di Lokasi Banjir Bandang NTT
Sebelumnya diberitakan, banjir disertai dengan longsor terjadi di kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (4/4/2021).
Intensitas hujan tinggi yang mengguyur sejak Jumat (02/04/2021) juga mengakibatkan Kabupaten Bima, NTB, dilanda banjir.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupten Bima, tercatat banjir telah merendam ratusan rumah di empat kecamatan dan beberapa warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.