JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebutkan, masih ada sejumlah tantangan dalam menanggulangi terorisme di Indonesia.
Salah satu tantangan terbesar bagi Polri yakni masyarakat yang tidak percaya adanya gerakan radikal atau terorisme.
"Pertama adalah gerakan radikal yang ada sebagaian masih tidak percaya, atau sebagian sengaja tidak percaya. Ini masih terjadi di masyarakat," kata Rusdi dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (4/3/2021).
Baca juga: Usai Mabes Polri Diserang, Eks Kabais TNI Minta Polisi Tak Jauh dari Masyarakat
Bahkan, menurut Rusdi, ada yang berpendapat bahwa pengeboman di Gereja Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri bukan merupakan kejadian nyata.
Anggapan-anggapan ini, kata dia, menyebabkan kebingungan di masyarakat.
"Itu rekayasa kata mereka," ujar Rusdi.
"Masih ada kelompok kelompok seperti itu yang tidak percaya dan sengaja memang membuat masyarakat jadi bingung," tuturnya.
Tantangan penanggulangan terorisme lainnya yakni sasaran kelompok teror di kalangan anak muda.
Baca juga: Mahfud MD dan BNPT Pernah Ingatkan Ancaman Teroris Milenial, Jumlahnya Ribuan
Rusdi mencontohkan, pelaku kasus terorisme di Makassar dan Mabes Polri merupakan anak muda yang lahir di era 90-an.
"Ini jelas sekali ini perlu kita antisipasi ke kelompok kelompok teror sekarang telah menyasar daripada anak-anak muda di negeri ini," ujarnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, kata Rusdi, penting bagi kelompok-kelompok moderat untuk bersatu.
Jika tidak, maka kelompok kecil akan semakin sering membuat narasi-narasi yang menyesatkan opini publik.
"Permasalahan terorisme tidak masalah yang enteng tetapi masalah yang kompleks sehingga penyelesaiannya adalah bisa dilalui bagaimana potensi-potensi sumber daya anak bangsa ini bergerak bersama untuk sama-sama menghadapi daripada pemahamanan maupun aksi teror yang terjadi di Tanah Air," kata dia.
Baca juga: Aksi Teroris Milenial, Mengapa Fenomena Ini Terjadi?
Sebelumnya, penembakan yang diduga terkait aksi teror terjadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sore.
Aksi itu dilakukan seorang perempuan berusia 25 tahun, yaitu ZA. Dia sempat melepaskan enam tembakan dari airgun yang digenggamnya.
ZA kemudian ditembak mati polisi.
Peristiwa ini terjadi tak lama setelah Polri melakukan sejumlah penggerebekan terhadap terduga teroris, usai terjadi aksi teror bom bunuh diri di Makassar pada Minggu (28/3/2021).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.