JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menilai aksi teror yang terjadi belakangan menunjukkan bahwa terorisme adalah ancaman yang nyata.
Namun ia tetap mengimbau semua masyarakat untuk tidak takut dengan semua aksi teror yang terjadi di Indonesia.
"Peristiwa yang terjadi belakangan mengindikasikan bahwa terorisme merupakan bahaya laten, ancaman nyata, yang ada di Indonesia," kata Robikin kepada Kompas.com, Kamis (1/4/2021).
Baca juga: Muncul Aksi Terorisme, KSP Minta Masyarakat Saling Jaga
Menurut Robikin, memberantas aksi terorisme bukan hanya menjadi tugas aparat penegak hukum, tetapi tugas seluruh warga negara Indonesia.
Ia mengatakan, pemerintah dan seluruh elemen penduduk sipil harus bersatu untuk memberantas terorisme.
"Apalagi terorisme dengan isu global seperti klaim terjadinya ketidak-adilan global," ujarnya.
"Maka harus ada komitmen kuat secara global dari seluruh bangsa dan negara yang ada di dunia untuk mewujudkan tata kehidupan dunia yang adil, damai dan sejahtera," lanjut dia.
Robikin juga menjelaskan, terorisme muncul karena ada pemahaman yang salah dari ideologi, agama atau suku dalam diri seseorang.
Ia menegaskan, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan dan terorisme. Apabila hal itu terjadi dengan mengatas namakan agama, Robikin yakin itu berasal dari salahnya pemahaman terhadap agama.
"Kekerasan, apalagi berupa teor, jelas bukan ajaran agama. Agama apapun tidak ada yang mengajarkan teror," ucap Robikin Emhas.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan berinisial ZA (25 tahun) menyerang Mabes Polri pada Rabu sore dengan menembakkan senjata api ke arah polisi.
"Yang bersangkutan menembak sebanyak enam kali. Dua kali ke anggota di dalam pos, dua yang ada di luar, kemudian menembak lagi ke anggota yang ada di belakangnya," kata Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Rabu malam.
"Kemudian dilakukan tindakan tegas dan terukur kepada yang bersangkutan," tuturnya.
Baca juga: Moeldoko: Tidak Ada Tempat Sembunyi bagi Pihak yang Terlibat Terorisme
Aksi teror ini terjadi tak lama setelah Polri menggerebek sejumlah terduga teroris menyusul teror bom bunuh diri di Makassar, pada Minggu (28/3/2021).
Aksi teror di Makassar itu, menurut Polri, diduga dilakukan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.