Namun secara tradisional bahan tersebut harus diisolasi di laboratorium kemudian dikultur dan diskrining untuk aktivitas obat dengan melibatkan bioteknologi sederhana.
"Dengan bioteknologi yang lebih advance protein aktif tersebut, dikloning dan dimodifikasi (rekayasa genetika) lebih lanjut untuk mendapatkan keragaman obat asli Indonesia mandiri, dan lebih unggul serta mempunyai nilai ekonomis jangka panjang," kata dia.
Menurut dia, hal tersebut walaupun investasinya besar di awal, tetapi keuntungannya akan sangat besar di kemudian hari.
Selain itu, kata dia, yang harus menjadi perhatian penting adalah bagaimana kemampuan Indonesia dalam memproduksi hasil riset-riset dari sumber alami.
Sebab selama ini, terdapat kendala di proses tranlasi dari skala lab ke skala bench, lalu skala pilot sebelum ke skala industri.
"Ini siapa sebenarnya yang berperan, dan bagaimana pembagian tanggung jawabnya di negara kita,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.