JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan mengatakan, langkah-langkah progresif perlu dilakukan oleh Kapolri usai peristiwa penyerangan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sore.
Sebab menurutnya, peristiwa di Mabes Polri menimbulkan kesan bahwa aparat kepolisian lengah dan kecolongan dalam mengantisipasi serangan teror.
"Kapolri perlu lakukan langkah-langkah progresif dalam menangani masalah kasus-kasus teroris. Seharusnya, intelijen dapat mendeteksi lebih dini," kata Daniel saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/4/2021).
Anggota Komisi IV DPR RI itu mengaku heran terhadap peristiwa penyerangan di Mabes Polri.
Baca juga: Berbagai Aksi Teror yang Incar Kantor Polisi Sebelum Serangan di Mabes Polri...
Pasalnya, ia melihat peristiwa itu tak seharusnya terjadi di lingkungan kepolisian yang notabene pemegang peranan penting terhadap pengendalian keamanan di Indonesia.
"Tentu sangat memprihatinkan. Kok bisa terjadi di lingkungan kepolisian. Apalagi didahului dengan kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan," ujarnya.
Di sisi lain, Daniel menilai bahwa kejadian di Mabes Polri menandakan masih adanya kelompok radikal yang berkeliaran di Indonesia.
Bahkan, dia berpendapat kelompok tersebut masih terus berkembang dan dapat mengancam siapa saja di waktu yang tak bisa diketahui.
"Dan tidak menutup kemungkinan menyasar objek-objek vital lainnya, apabila tidak dilakukan antisipasi dengan baik," terang Daniel.
Baca juga: Anggota Komisi III Minta Operasi Siber Ditingkatkan Pasca Penyerangan di Mabes Polri
Oleh karena itu, ia meminta kepolisian mengusut tuntas kasus di Mabes Polri. Sebab, ia berkeyakinan bahwa pelaku tidak hanya seorang diri, melainkan ada jaringan yang mengikuti.
Daniel menambahkan, dalam hal ini, Intelijen dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT) dituntut untuk bekerja lebih efektif mencegah terorisme.
"Intelijen dan BNPT harus bekerja lebih efektif dalam memantau pergerakan dari kelompok-kelompok yang selama ini melakukan serangan sebagai bentuk deteksi dini," ucapnya.
"Kapolri harus mengusut tuntas kasus ini untuk menemukan dan menindak jaringannya," tambah Daniel.
Diberitakan, terjadi penyerangan di Mabes Polri yang dilakukan oleh seorang perempuan berinisial ZA (25 tahun) pada Rabu (31/3/2021) sore.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, pelaku menyerang Mabes Polri dengan cara menembakkan senjata api ke arah polisi.
"Yang bersangkutan menembak sebanyak enam kali. Dua kali ke anggota di dalam pos, dua yang ada di luar, kemudian menembak lagi ke anggota yang ada di belakangnya," kata Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Rabu malam.
"Kemudian dilakukan tindakan tegas dan terukur kepada yang bersangkutan," tuturnya.
Aksi teror ini terjadi tak lama setelah Polri menggerebek sejumlah terduga teroris menyusul teror bom bunuh diri di Makassar, pada Minggu (28/3/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.