Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Teroris Berbaju Agama Itu Nyata Adanya

Kompas.com - 01/04/2021, 11:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penulis sebagai warga Muhammadiyah sangat sepakat dengan pemaknaan jihad sebagaimana tergambarkan di oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Terorisme: Mengapa ada terus?

Sesuai UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang:

“Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas yang dapat menimbulkan korban yang bersifat masal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.”

Definisi terorisme di dalam undang-undang sudah sangat jelas. Ini pula yang terjadi di Makassar tempo hari.

Bom bunuh diri dari pelaku (Muh Lukman Alfarizi) mengakibatkan banyak korban, dan suasana atau rasa takut secara meluas khususnya bagi jemaat Gereja Katedral Makassar.

Trauma para korban dan jemaat lain akan berlaku cukup panjang, dan tidak mudah untuk melupakannya begitu saja, hal ini tentu sangat menyakitkan.

Serentetan pemboman terhadap gereja pasca tahun 2000 setidaknya terjadi pada 22 Juli 2001 di dua gereja, masing-masing di Kapling TNI AL, Duren Sawit, dan Kompleks TNI AD Kodam Jaya, Jalan Kalimalang, keduanya di Jakarta Timur.

Lantas 31 Juli 2001 terjadi di Gereja Kristus Alfa Omega, di Jalan Gajah Mada 114, Semarang. Kemudian 1 Januari 2002 di Palu, Sulawesi Tengah, ledakan bom berturut-turut: pertama di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jalan Setiabudi, disusul ledakan di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) di Jalan Thamrin, dan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sulawesi Selatan Jemaat Palu di Jalan Pattimura.

Selanjutnya, pada 1 Januari 2005 di Poso, Sulawesi Tengah, di Jalan Pulau Kalimantan, tepat di belakang Gereja Bethany dinihari meski tidak ada korban jiwa.

Berikutnya pada 2 Juli 2006 ledakan di kompleks Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Eklesia, Jalan Pulau Seram, Poso.

Lalu 7 Desember 2010 di Gereja Katolik Kristus Raja Wilayah Gawok Sukoharjo ada dua ledakan bom rakitan berdaya ledak rendah, di pagi hari antara pukul 05.00 dan 06.00.

Lanjut pada 29 April 2011 di Gereja Pantekosta di Indonesia El Shaddai di dusun Pangukan, Tridadi, Sleman, dilempar bom molotov orang tak dikenal, sekitar pukul 01.00.

Kemudian Minggu, 25 September 2011 menimpa GBIS Kepunton,?Solo, Jawa Tengah. Lantas pada 13 November 2016 di halaman Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur.

Selanjutnya pada 13 Mei 2018 di tiga gereja di Surabaya, GPPS Arjuno, GKI Diponegoro, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Dan terakhir tragedi depan Gereja Katedral Makassar, 28 Maret 2021.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com