Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UI Rancang Alat Bantu Kerja Perawat Deteksi Kegawatdaruratan Anak

Kompas.com - 01/04/2021, 11:14 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) melalui Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) merancang sebuah alat yang dapat membantu kerja perawat dalam mendeteksi kegawatdaruratan pada anak.

Dosen sekaligus Manajer Riset, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat FIK Dessie Wanda mengatakan, perancangan alat tersebut bermula dari kesulitan menghadapi situasi darurat pada anak untuk menetukan kondisinya.

"Hingga saat ini perawat di seluruh rumah sakit Indonesia masih menggunakan metode konvensional untuk mendeteksi kegawatdaruratan pada anak dan membutuhkan waktu lebih dari 1 menit. Hal ini tentunya memperlambat kerja perawat dalam mendeteksi kegawatdaruratan pada anak," kata Dessie, dikutip dari siaran pers UI, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: 5 Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan Anak di Masa Pandemi

Oleh karena itu, pihaknya pun mencoba merancang alat berupa aplikasi berbasis android bernama Pediatric Assessment Triangle (PAT).

Aplikasi tersebut dapat mendeteksi kegawatdaruratan pada anak secara cepat dan tepat.

Cara bekerjanya adalah dengan mengkaji first impression pada pasien anak agar perawat segera dapat memberikan pertolongan untuk mencegah komplikasi lebih parah hingga kematian.

“Deteksi kegawatadaruratan menggunakan PAT dapat dilakukan kurang dari 1 menit dan sangat membantu praktisi kesehatan (perawat dan tenaga kesehatan lainnya) dalam mendeteksi dan menangani kegawatan pada anak terutama di masa pandemi," kata dia.

Dessi mengatakan, PAT baru pertama kali diciptakan di Indonesia bahkan di dunia.

Aplikasi tersebut juga sudah terdaftar di HAKI sehingga dapat digunakan oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Baca juga: Kesehatan Anak Terancam saat Pandemi, Pemerintah Diminta Fokus Faskes

Saat ini, kata dia, aplikasi tersebut juga telah digunakan para perawat dan tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit dr. Suyoto, Jakarta.

"Penggunaan aplikasi ini juga dapat menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir transmisi Covid-19 karena bersifat paperless," kata dia.

"Sistem paperless documentation ini dapat mengurangi kemungkinan transmisi infeksi melalui benda-benda yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD)," kata dia.

Adapun proyek pengembangan aplikasi tersebut merupakan hasil karya bersama dengan mahasiswa peminatan keperawatan anak program magister FIK UI yang dimulai pada bulan April 2020.

Proyek tersebut juga dibiayai Direktorat Inovasi dan Techno Park UI dan bekerja sama dengan RS dr. Suyoto, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Kementerian KP Gandeng Kejagung Implementasikan Tata Kelola Penangkapan dan Budi Daya Lobster 

Nasional
Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Respons Putusan MK, Zulhas: Mari Bersatu Kembali, Kita Akhiri Silang Sengketa

Nasional
Agenda Prabowo usai Putusan MK: 'Courtesy Call' dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Agenda Prabowo usai Putusan MK: "Courtesy Call" dengan Menlu Singapura, Bertemu Tim Hukumnya

Nasional
Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Awali Kunker Hari Ke-2 di Sulbar, Jokowi Tinjau Kantor Gubernur

Nasional
'MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan...'

"MK yang Memulai dengan Putusan 90, Tentu Saja Mereka Pertahankan..."

Nasional
Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak 'Up to Date'

Beda Sikap soal Hak Angket Pemilu: PKB Harap Berlanjut, PKS Menunggu, Nasdem Bilang Tak "Up to Date"

Nasional
Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com