Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Kerja Sama Pemerintah dan Masyarakat, KKP Berkomitmen Wujudkan Ekonomi Kelautan Berkelanjutan

Kompas.com - 01/04/2021, 09:03 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Lautan memiliki luas lebih dari 70 persen permukaan bumi dan membentuk 90 persen biosfer. Oleh karenanya, lautan merupakan ekosistem penting bagi kehidupan di bumi.

Pasalnya, lautan memberi manusia oksigen, makanan, dan memengaruhi cuaca, sehingga membuat bumi layak huni serta dipenuhi kehidupan yang saling mendukung.

Tak hanya itu, lautan juga menggerakkan ekonomi melalui perikanan, transportasi, energi, dan pariwisata. Empat hal tersebut telah menjadi bagian dari budaya, tradisi dan identitas Indonesia sebagai bangsa bahari.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja menyampaikan, guna mewujudkan sustainable ocean economy (SOE) atau ekonomi kelautan berkelanjutan, maka diperlukan koordinasi dan kerja sama dari beberapa pihak.

Baca juga: KKP Gagalkan Pengiriman 375,5 Kg Ikan Hiu dan Pari yang Dilindungi

“Baik itu kerja sama multisektoral maupun multi stakeholder dengan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (1/4/2021).

Pernyataan itu Sjarief sampaikan mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam seminar menuju SOE Indonesia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

The Global Change Institute - University of Queensland dan The Boston Consulting Group (BCG) pada 2015 mempublikasikan studi bahwa total kekayaan laut dunia mencapai 24 triliun dollar AS.

Sementara itu, kontribusi sektor kelautan dunia terhadap gross domestic product (GDP) per tahun mencapai 2,5 triliun dollar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Jamin Kepastian Usaha Sektor Kelautan, KKP Gandeng Polri

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam seminar menuju SOE Indonesia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).
DOK. Humas BRSDM Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam seminar menuju SOE Indonesia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada 2020 melaporkan, potensi sektor kelautan dan perikanan Indonesia diperkirakan mencapai 120–70 miliar dollar AS. Data ini menempatkan Indonesia pada urutan ketiga ekonomi perikanan secara global, setelah China dan Peru.

Diluar sektor perikanan, berdasarkan data dari Conservation International 2019, Indonesia juga memiliki potensi ekosistem mangrove terbesar, yaitu sekitar 3,14 juta ton karbon dengan nilai 47,1 juta dollar AS.

Begitu pula data dari Ocean Science Journal 2019, melaporkan bahwa Indonesia memiliki ekosistem lamun. Ekosistem ini berpotensi menyimpan 7,4 megaton karbon per tahun dengan nilai 111 juta dollar AS.

“Kendati demikian, lautan di Indonesia saat ini menghadapi tekanan besar dari kegiatan illegal, unreported, dan unregulated (IUU) fishing,” imbuh Sjarief.

Baca juga: KKP Tangkap Kapal Illegal Fishing, Menteri KP Ad Interim Sebut Pengawasan Tidak Pernah Kendur

Hal tersebut, kata dia, tidak terlepas dari kejahatan kemanusiaan di laut. Mulai dari masalah sampah laut, penangkapan ikan yang berlebihan, dan perubahan iklim.

Terlebih, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) ke-14 tentang life below water atau kehidupan di bawah laut belum menerima perhatian politik dunia sebagaimana mestinya.

Padahal SDG ke-14 berperan sebagai pedoman internasional tertinggi untuk pembangunan laut.

Halaman:


Terkini Lainnya

FPI, PA 212, dan GNPF Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com