Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Melonjak di Sejumlah Negara, Ini Langkah Pencegahan Pemerintah

Kompas.com - 31/03/2021, 09:22 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, pemerintah terus berupaya mencegah terjadinya lonjakan kasus dan mutasi virus corona di Tanah Air.

Pemerintah tak ingin Indonesia mengalami peningkatan kasus Covid-19 seperti yang saat ini terjadi di sejumlah negara.

"Upaya ini dilakukan melalui surveilans di pintu masuk NKRI sesuai dengan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 8 Tahun 2021. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya imported case dari berbagai negara," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (31/3/2021).

Surat edaran yang dimaksud Wiku mengatur tentang protokol kesehatan perjalanan internasional dalam masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Satgas Klaim Kasus Covid-19 Indonesia Turun Saat Global Meningkat

Melalui surat tersebut, WNI maupun WNA yang hendak masuk ke Indonesia wajib melakukan sejumlah prosedur seperti menunjukkan hasil tes negatif RT-PCR, melakukan tes ulang RT-PCR setibanya di Indonesia, hingga melakukan karantina mandiri.

Untuk mencegah terjadinya penularan virus di dalam negeri, kata Wiku, pemerintah telah menerbitkan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021.

Surat ini mengatur tentang serangkaian prosedur yang harus ditempuh pelaku perjalanan dalam negeri, seperti menunjukkan hasil negatif RT PCR, rapid test antigen, atau GeNose.

"Sebagai upaya screening untuk memastikan masyarakat yang melakukan perjalanan di dalam negeri dengan berbagai moda transportasi dalam keadaan sehat," ujar Wiku.

Selain kedua upaya itu, pemerintah juga terus melakukan whole genome sequencing atau pengurutan genome keseluruhan untuk memetakan berbagai varian Covid-19 yang ada di Indonesia.

Baca juga: Satgas Covid-19: Larangan Mudik Lebaran 2021 Demi Kebaikan Bersama

"Dari kejadian ini kita bisa sama-sama belajar bahwa upaya pencegahan Covid,19 yang sempurna ialah saat protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), upaya 3T (testing, tracing, treatment), dan vaksinasi dijalankan secara bersama-sama atau tidak dapat terpisahkan," kata Wiku.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa kasus Covid-19 di sejumlah negara mengalami lonjakan beberapa waktu terakhir.

Jokowi mencontohkan, di India, kasus Covid-19 harian mencapai 59.000 kasus. Di Brasil, kasus Covid-19 harian meningkat menjadi 90.500 kasus, dan di Amerika Serikat kasus harian mencapai 66.000 kasus.

Bahkan, kasus Covid-19 di Eropa melonjak 3-4 kali lipat.

Mengetahui hal ini, ia mengaku bersyukur karena kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan.

"Kita alhamdulillah, di Januari kita pernah berada di angka 13.000 kasus harian, 14.000, bahkan pernah 15.000. Sekarang kita sudah turun dan berada di angka 5.000, 6.000, dan akan terus kita turunkan," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Istana Negara, Jumat (26/3/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com