General Manager PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan, dua bandara tersebut yakni Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) DIY dan Bandara Juanda Surabaya.
"YIA menyiapkan 6 alat GeNose untuk 5 bilik peneriksaan. Kantong tiup GeNose disiapkan 2.000 per hari dengan asumsi penumpang rata-rata per hari hanya 1.500," ujar Pandu kepada Kompas.com, Selasa.
"Tanggal 1 akan buka mulai pukul 04.00 sd 19.00 WIB dengan jumlah 16 petugas yang melayani," tuturnya.
Baca juga: GeNose Dipakai sebagai Syarat Naik Pesawat Mulai 1 April, Begini Ketentuannya
Sesuai bunyi SE, mereka yang diizinkan bepergian menggunakan pesawat ialah yang menunjukkan hasil negatif setelah diperiksa menggunakan GeNose.
Tahapan pemeriksaan GeNose di bandara
Tidak seperti tes RT-PCR atau rapid test antigen yang pemeriksannya dapat dilakukan beberapa hari sebelum keberangkatan, pemeriksaan GeNose dilakukan pada hari yang sama dengan pemberangkatan pesawat di bandara keberangkatan.
President Director PT AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, setidaknya ada 3 tahapan yang harus ditempuh calon penumpang pesawat untuk mendapatkan layanan GeNose.
Pertama, pre-process. Pada tahap ini calon penumpang harus mengunduh dan mendaftar pada aplikasi Airport Health Center, melakukan verifikasi email, dan mengisi profil di aplikasi.
Calon penumpang kemudian melakukan pemesanan tes dan membayar.
Kedua, tahap on-process. Calon penumpang akan diverifikasi, diberi kantong napas dan diambil sampel napas oleh petugas.
Kemudian dilakukan scan QR code data serta kantung napas, dan analisa sampel napas.
Tahap terakhir yakni post-process. Pada tahap ini hasil tes keluar melalui aplikasi.
Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Belum Akan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19
Rangkaian tersebut berdurasi sekitar 10 menit, terhitung dari pertama kali mengunduh aplikasi Airport Health Center hingga hasil tes keluar.
Sebagai langkah antisipasi apabila penumpang pesawat tidak memiliki smartphone, AP II akan menyediakan help desk untuk melakukan pelayanan.
“Pelaksanaan tes GeNose C19 di bandara-bandara AP II didukung dengan aplikasi agar pelaksanaan tes dapat lebih teratur secara administrasi dan berjalan lancar," kata Awaluddin.
Disarankan ditinjau ulang
Menanggapi kebijakan terbaru pemerintah itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, penggunaan alat GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan Covid-19 sebelum bepergian harus ditinjau ulang.
Menurut Pandu, GeNose masih bersifat eksperimental sehingga tidak bisa dipakai untuk layanan publik.
"Harus ditinjau ulang, apalagi Satgas itu memberlakukan seakan-akan tingkat akurasinya sama (GeNose dengan PCR dan Rapid Test Antigen), itu sesuatu pandangan yang tidak tepat, orang itu pasti nyari yang paling mudah," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/3/2021).