Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Bangun Desain Besar Manajemen Talenta Nasional

Kompas.com - 30/03/2021, 17:25 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin merealisasikan salah satu janji kampanyenya, yakni membangun desain besar manajemen talenta nasional.

Hal ini diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam konferensi pers virtual usai mengikuti rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Jokowi dan sejumlah anggota kabinet Indonesia Maju, Selasa (30/3/2021).

"Tadi kami baru saja melakukan ratas terkait dengan manajemen talenta nasional. Ini adalah salah satu yg ingin dihadirkan oleh Presiden. Sesuai dengan janji beliau di masa kampanye," ujar Suharso.

"Dan kami sedang menyusun sebuah grand design untuk memastikan manajemen ini bisa terbentuk dan bidang-bidang yang telah kita tetapkan untuk jadi ruang lingkup manajemen talenta nasional," tuturnya.

Baca juga: Rizieq Bandingkan Kasusnya dengan Kerumunan Jokowi di Maumere, JPU: Penggiringan Opini

Suharso menyebutkan, setidaknya akan ada bidang yang menjadi fokus pengembangan manajemen talenta nasional.

Pertama, di bidang riset dan inovasi dengan target peningkatan rasio SDM per satu juta penduduk.

Untuk bidang Ini, Suharso mengungkapkan Indonesia belum punya angka.

"Sekarang kita belum punya angka, mudah-mudahan kita bisa berapa dari 260 juta ini dan ada berapa orang yang benar-benar mencapai suatu prestasi internasional," kata Suharso.

"Dengan ukuran-ukurannya siapa tahu kita bisa memenangkan nobel, bisa world prize dan berbagai penghargaan sebagai sebuah rekognisi (pengakuan) internasional atas sebuah bangsa," tuturnya.

Baca juga: Dorong Pemerintah Perhatikan Guru Swasta, Anggota Komisi X Ingatkan Visi Misi Jokowi

Kedua, di bidang seni dan budaya dengan target adanya karya-karya anak bangsa yang dikagumi dan diakui di dunia internasional.

Suharso menuturkan, hal seperti ini sebenarnya telah banyak yang dilakukan oleh anak muda Indonesia di berbagai negara dan mendapat sambutan luar biasa termasuk di bidang musik misalnya, dan saya kira ini sebuah kebanggaan nasional.

"Jadi sebenarnya manajemen talenta nasional ini, adalah ingin mengelola sebuah keluarbiasaan yang dimiliki warga negara kita," ujar dia.

Baca juga: Wapres Ingin Akuisisi Talenta Terbaik Bangsa Melalui Rekrutmen Calon ASN

Ketiga, di bidang olahraga. Suharso mengungkapkan, pemerintah ingin ada lebih banyak talenta-talenta olahraga seperti pelari Lalu Muhamad Zohri.

Talenta-talenta berbakat itu akan diajak mengejar prestasi di 14 cabang olahraga.

"Yang mana kita pernah berprestasi misal di bulutangkis panahan, yang pernah memperoleh medali juga tentu di atletik, dayung, juga mejadi kekuatan kita. Juga renang, senam, taekwondo dan beberapa lain yang jumlahnya 14," ujar politisi PPP ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com