Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Sebut Kasus Hambalang Tak Relevan untuk Digunakan secara Politis

Kompas.com - 29/03/2021, 19:04 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, kasus korupsi pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, tak lagi relevan untuk diangkat.

Apalagi jika kasus tersebut diungkit untuk kepentingan politik. Hal ini ia sampaikan dalam menanggapi kubu kongres luar biasa (KLB) atau kubu Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang menyinggung kasus tersebut saat konferensi pers di Hambalang, pada Kamis (25/3/2021).

"Permasalahan penegakan hukum yang sudah selesai itu sangat tidak relevan kalau diangkat-angkat lagi, apalagi secara politik," kata AHY dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Moeldoko dan Nazaruddin Tak Hadiri Konpers di Hambalang, Ini Penjelasan Demokrat Versi KLB

AHY mengatakan, kasus Hambalang serta kasus lain yang menjerat sejumlah kader Demokrat telah diselesaikan secara kredibel.

"Dan sebagai konsekuensinya ada sejumlah oknum mantan kader yang telah mendapatkan sanksi hukum," ujar AHY.

AHY menuturkan, Demokrat sebagai partai yang saat itu berada dalam pemerintahan pun menghormati proses hukum dan tidak melakukan intervensi.

Menurutnya, Partai Demokrat terus melakukan konsolidasi dan pembenahan internal, termasuk tindakan pencegahan atas penimpangan atau pelanggaran hukum.

Menurut AHY, kubu Moeldoko sengaja mengangkat kasus Hambalang untuk mendegradasi Partai Demokrat setelah tidak mampu menunjukkan legalitas penyelenggaraan KLB di Deli Serdang.

"Justru yang menjadi perhatian masyarakat luas saat ini adalah gerakan KLB yang melawan hukum itu sendiri yang justru tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh para pelaku," kata AHY.

Baca juga: Kasus Hambalang dan Para Terpidana Korupsi di Demokrat Kubu AHY serta Kontra-AHY

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat kubu KLB Max Sopacua mengaku sengaja menggelar konferensi pers di Hambalang karena kasus korupsi Hambalang dinilai menjadi penyebab rontoknya elektabilitas Partai Demokrat.

Max pun meminta KPK untuk mengusut tuntas kasus tersebut, karena menurut dia masih ada sejumlah nama yang terlibat dalam kasus itu tetapi belum diproses secara hukum.

Max tidak membeberkan secara detail nama-nama yang ia tuding terlibat dalam kasus tersebut.

Namun, ia menyebut, adik AHY, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas merupakan salah satu nama yang belum tersentuh.

"Ya Mas Ibas sendiri belum (tersentuh), enggak diapa-apain, Mas Ibas juga disebutkan oleh para saksi, kan belum, Yulianis menyebutkan juga begitu kan ya, yang masuk penjara kan kita tahu siapa-siapa," kata Max di Hambalang, Kamis.

Baca juga: Konflik Demokrat dan Kasus Hambalang yang Kembali Diungkit...

Proyek Hambalang mulai berjalan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemudian mangkrak karena permasalahan korupsi. Proyek senilai Rp 1,175 triliun itu terhenti begitu saja.

Kasus korupsi proyek Hambalang tidak dapat dilepaskan dari Partai Demokrat. Sebab, sejumlah kader, termasuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, masuk bui lantaran kecipratan uang hasil korupsi.

Terbongkarnya kasus Hambalang menyebabkan perolehan suara Partai Demokrat turun drastis dibandingkan hasil Pemilu 2009. Pada 2009, Demokrat meraup 20,85 persen suara.

Angka tersebut turun menjadi 10,19 persen suara pada Pemilu 2014 dan 7,77 persen suara pada Pemilu 2019.

Baca juga: Kasus Hambalang: Dari Nazaruddin, Anas, hingga Dugaan Keterlibatan Ibas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com