Pada tahap ini, vaksinasi akan menyasar masyarakat yang rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.
Baca juga: 1.492.002 Kasus Covid-19 di Indonesia, Pengiriman 10,3 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Ditunda
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kelompok rentan yang dimaksud adalah masyarakat yang paling rentan terhadap penularan Covid-19 atau mereka yang tinggal di zona merah.
Sementara itu, saat ini pelaksanaan program vaksinasi nasional telah berjalan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap kedua.
Kedua tahap ini berjalan sejak Januari hingga April 2021.
Pada dua tahapan ini, vaksinasi menyasar tenaga kesehatan, pedagang pasar, pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik), tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat keamanan (TNI-Polri), pekerja pariwisata (petugas hotel dan petugas restoran), pelayanan publik (Damkar, BPBD, BUMN, BPJS, Kepala/perangkat Desa), pekerja transportasi publik, atlet dan wartawan.
Pemerintah Indonesia kembali melobi
Untuk mengantisipasi semakin menipisnya persediaan vaksin di Indonesia, pemeerintah saat ini masih mengupayakan lobi dengan Covax-Gavi.
Budi menyebut, pihaknya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengupayakan untuk melobi apakah masih ada sejumlah dosis vaksin AstraZeneca yang bisa didatangkan ke Tanah Air dalam waktu dekat.
"Yang akan kita lakukan adalah kita masih mencoba melobi Covax-GAVI bersama dengan Ibu Menlu. At least, ada yang bisa kita dapat tidak sih AstraZeneca itu pada April?," tegasnya.
Upaya ini dilakukan sekaligus untuk mengantisipasi penurunan produksi vaksin Sinovac oleh Bio Farma.
Penurunan ini disebabkan adanya pembersihan dan maintenance rutin di Bio Farma.
"Setiap enam bulan kan mesti dibersihkan di Bio Farma sehingga agak turun (produksi) sedikit dan baru kemudian naik lagi pada Mei," ungkap Budi.
Baca juga: Menkes: Vaksin Covid-19 yang Kita Punya Bulan Depan Sedikit Sekali, Disuntikkan 15 Hari Habis ...
Strategi lain yang dilakukan yakni melaksanakan vaksinasi dengan kecepatan lebih pelan daripada sebelumnya.
Budi mengapresiasi proses vaksinasi kepada tenaga kesehatan yang telah selesai dan vaksinasi kepada lansia serta petugas pelayanan publik yang hampir selesai.
"Ya tidak apa-apa. Kita masih ada Sinovac cuma sekarang kita terpaksa lebih pelan saja penyuntikan," ungkap Budi.
"Vaksin ini kan rebutan di seluruh dunia. Tidak ada yang pernah bisa mempercepat pengiriman vaksin. Yang ada adalah semua pengirimannya tertunda. Di eropa juga tertunda," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.