Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Nilai Indonesia Belum Lewati Puncak Pandemi meski Kasus Harian Covid-19 Turun

Kompas.com - 27/03/2021, 10:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, meski kasus harian Covid-19 di Tanah Air mengalami penurunan, Indonesia dianggap belum melewati puncak pandemi.

Anggapan itu disampaikan Dicky dengan melihat positivity rate Indonesia yang masih di atas 10 persen. Sebab, salah satu kriteria negara sudah melewati puncak pandemi, yaitu apabila positivity rate di bawah 8 persen selama dua pekan.

"Kalau misalnya dalam situasi Indonesia, ketika dikatakan puncaknya terjadi, tapi di tengah test positivity rate yang di atas 10 persen, tentu itu tidak kuat argumentasinya. Karena menandakan testing kita, tracing kita itu tidak memadai," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/3/2021).

Lanjut Dicky, ada beberapa kriteria lainnya yang menjadi indikator apabila suatu negara ingin dikatakan sudah melewati puncak pandemi.

Menurut dia, kondisi suatu negara dapat dikatakan sudah melewati pandemi jika negara itu mengalami penurunan kasus harian yang signifikan selama dua minggu.

Baca juga: Jokowi Klaim Kasus Covid-19 Indonesia Menurun, Epidemiolog: Perlu Hati-hati

"Umumnya puncak itu diketahui bahkan dua minggu setidaknya dari atau sejak puncak itu terlewati. Jadi ada tren yang sangat menurun, signifikan," terangnya.

Jika melihat kondisi Indonesia yang di mana tingkat positivity rate masih di atas 10 persen, meski terjadi penurunan kasus harian, menurut Dicky, kondisi itu belum dapat dikatakan telah melewati puncak pandemi.

"Jauh lebih banyak kasus infeksi di masyarakat yang tidak terdeteksi. Jadi bagaimana kita mengatakan bahwa kita sudah mencapai puncak?" ungkapnya.

Lebih jauh, menurutnya, Indonesia juga akan melewati puncak pandemi yang berbeda waktunya di setiap daerah.

Hal ini tergantung pada program testing, tracing dan treatment (3T) serta strategi 5M yang dilakukan pemerintah daerah (pemda) masing-masing.

"Dan juga strategi public health mereka misalnya pengetatan-pengetatan. Nah, ini tentu akan bervariasi," tutur dia.

Di sisi lain, Dicky mengingatkan bahwa apabila Indonesia atau negara lainnya sudah melewati puncak pandemi, bukan berarti virus corona sudah hilang.

Hal ini dikarenakan, kata dia, istilah melewati puncak pandemi hanya untuk menilai bahwa suatu negara sudah berhasil mengendalikan pandemi berkat testing dan tracing-nya yang sudah memadai.

Baca juga: Covid-19 di Sejumlah Negara Melonjak, Jokowi: Alhamdulillah Kita Turun ke 5.000 Kasus

"Tercapainya puncak juga bukan berarti bahwa virus itu sudah tidak ada atau hilang, tapi tercapainya puncak itu berarti bahwa kita sudah berhasil melakukan strategi 3T sudah memadai. Jauh di atas standar WHO dan dengan test positivity rate yang di bawah 8 persen dalam masa yang konsisten," ungkap Dicky.

Untuk itu, dia mengingatkan agar pemerintah tetap konsisten menjalankan strategi pengendalian pandemi meski nantinya Indonesia sudah melewati puncak.

Sementara itu, masyarakat juga diharapkan tetap konsisten menjalankan strategi 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Diberitakan, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa kasus Covid-19 di sejumlah negara mengalami lonjakan beberapa waktu terakhir.

Mengetahui hal ini, ia mengaku bersyukur karena kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan.

"Kita alhamdulillah, di Januari kita pernah berada di angka 13.000 kasus harian, 14.000, bahkan pernah 15.000. Sekarang kita sudah turun dan berada di angka 5.000, 6.000, dan akan terus kita turunkan," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Istana Negara, Jumat (26/3/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com