Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Jokowi dan Cerita Topeng Petruk

Kompas.com - 26/03/2021, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Saya jawab bisa walaupun tidak mudah untuk mengumpulkan para seniman dan para budayawan untuk vaksinasi ini,” kata Butet,

Budayawan dan seniman dibutuhkan

Menurut Butet, acara vaksinasi di PSBK di Bantul ini menunjukan bahwa pemerintahan Jokowi sangat membutuhkan budayawan, seniman dan para pekerja seni.

“Ini penting sekali, selain itu acara ini bisa mendorong para pekerja seni untuk tidak takut disuntik vaksin ini,” ujar Butet.

Penampilan tari topeng Petruk karya Pandiman Djojonegoro dari padepokan Omah Cangkem dan Koreografer Anter Asmototejo, menurut Butet justru hendak menampilkan tokoh wayang Petruk.

“Itu Petruk punakawan, wong cilik. Maka ketika Petruk diberi kesempatan jadi pemimpin (atau raja atau ratu), bergelarlah dia sebagai Ratu Petruk kantong bolong. Kekayaan yang Ratu Petruk peroleh tidak dikantongin sendiri, tapi masuk kantong bolong (berlubang)....ini artinya jatuh ke tangan rakyat atau dikembalikan pada wong cilik,” jelas Butet.

Di antara mereka yang ikut divaksin adalah Romo Sindunata SJ. “Beliau di antara budayawan dan seniman yang saya beri prioritas untuk dapat vaksin ini,” ujar Butet.

Kebetulan Romo Sindu adalah wartawan, punya padepokan seni yang diberi nama Omah Petruk di tepi Kali Boyong di Sleman, Yogyakarta, di lereng Gunung Merapi.

Menurut sebuah tulisan wartawan, padepokan ini diberi nama Omah Petruk, karena tokoh wayang Petruk ini adalah punakawan (abdi pemimpin) yang cerdas dan pandai bicara.

Ketika saya tanya apakah tokoh Petruk dalam tarian topeng Petruk di PSBK sama dengan tokoh Petruk yang dilukiskan di tepi Kali Boyong itu, Butet mengatakan beda.

Tentang Omah Petruk yang dikelola Romo Sindu ini, saya punya cerita kecil. Cerita itu menjadi salah satu artikel ringan dalam buku Sisi Lain Istana Jilid III - Sarung Jokowi dan Wak, Wak, Wak yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas Jakarta pada 2017.

Dalam artikel dengan subjudul Mata Jokowi ditutup Kain Hitam itu saya cerita tentang pentas monolog seniman muda Yogyakarta, Ferry Luviyanto, di depan tujuh patung para presiden Republik Indonesia yang ada di Omah Petruk itu. Pentas ini berlangsung saat hujan gerimis Kamis malam, 25 November 2014.

Ferry dalam pentas ini melakonkan dirinnya seperti ketujuh presiden itu dengan penuh kejenakaan. Penampilannya itu diakhiri dengan menutup mata patung Jokowi dengan kain hitam.

“Supaya presiden ketujuh ini tidak hanya bisa melihat realitas negeri ini dengan mata fisiknya, tapi juga bisa melihat dengan mata bainnya seperti Gus Dur,” ujar Ferry dengan gaya jenaka di sambut tepuk tangan hadirin.

Tentang tokoh wayang Petruk yang banyak dibicarakan ini memang punya banyak penafsiran. Untuk menuliskan beberapa penfasiran tentang tokoh Petruk ini saya membaca dua buku, yakni yang pertama adalah buku berjudul Petruk dadi Ratu: Polah Tingkah Penguasa yang Tidak Mampu oleh Dr Suwardi Endraswara, M.Hum.

Buku kedua berjudul Merapi dan Orang Jawa, Persepsi dan Kepercayaanya oleh Lucas Sasongko Triyoga. Di cover depan buku terbitan Grasindo, PT Gramedia Widiasarana Jakarta, tahun 2010 ini dituliskan potongan kalimat dari Profesor Michael R. Dove, Ph D, seorang pakar antropologi ekologi yang kini mengajar di Yale Scholl of Forestry and Environmental Studies, Amerika Serikat. Bunyinya demikian, “Menajubkan....buku ini merupakan karang pertama yang menganalisa gunung berapi di Indonesia dari segi manusia....”.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com