Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Pasien Covid-19 Naik, Satgas Minta Pemda Responsif

Kompas.com - 25/03/2021, 07:12 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mendorong agar angka kematian pasien Covid-19 terus ditekan.

Ia meminta daerah yang mencatatkan kenaikan angka kematian melakukan pembenahan penanganan pasien virus corona.

"Pemerintah daerah melalui Satgas di daerah sampai dengan tingkat mikro kelurahan/desa dan RT/RW melakukan fungsi penanganan kesehatan 3T segera bila ada warga masyarakat yang sakit," kata Wiku kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2021).

Baca juga: UPDATE: Bertambah 118, Kasus Kematian akibat Covid-19 Kini 39.983

Upaya 3T yang dimaksud Wiku yakni testing terhadap orang yang terindikasi terpapar Covid-19, tracing atau menelusuri orang-orang yang kontak dekat dengan pasien Covid-19, dan treatment atau perawatan terhadap pasien konfirmasi virus corona.

Wiku mengatakan, kunci menekan angka kematian pasien Covid-19 ada pada kecepatan 3T.

"Kecepatan deteksi melalui testing dan kecepatan perawatan atau treatment," ujar dia. 

Langkah 3T tersebut, kata Wiku, sejalan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.

Ia meminta masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan melaksanakan aturan PPKM mikro secara sungguh-sungguh, bersamaan dengan penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).

Dengan demikian, diharapkan angka kematian pasien Covid-19 bisa ditekan dan jumlah kesembuhan dapat ditingkatkan.

"Protokol kesehatan maupun intervensi pencegahan Covid-19 lainnya akan semakin efektif melindungi jika kita menjalankan semuanya. Namun, jika ada satu atau dua intervensi yang tidak terlaksana, maka proteksinya pun akan tidak semaksimal saat seluruh upaya pencegahan dilakukan," ujar dia. 

Baca juga: Penjelasan Satgas soal Naiknya Angka Kematian Covid-19 dalam 2 Pekan Terakhir

Adapun, terkait angka kematian pasien Covid-19 yang mengalami kenaikan selama dua pekan terakhir, Wiku menyebut hal itu perlu analisis lebih lanjut

Namun, umumnya, kematian terjadi akibat lambatnya diagnosis dan penanganan pasien.

"Itu harus dianalisis lebih mendalam dari mana asal daerahnya dan dicari tahu penyebabnya. Secara umum kematian bisa terjadi apabila kasusnya lambat terdiagnosa dan lambat tertangani di rumah sakit," kata dia.

Data pemerintah hingga 21 Maret 2021 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kematian mingguan pasien Covid-19 sebesar 10 persen.

"Di minggu ini kasus kematian baru mengalami kenaikan 10 persen, lebih besar dari minggu lalu yang naik sebesar 5,45 persen," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Kematian Covid-19 Naik, Epidemiolog: Ini Tanda Serius bagi Pemerintah

Jawa Timur menjadi provinsi dengan penambahan angka kematian mingguan tertinggi yakni 168 kasus.

Kemudian, angka kematian di Banten naik 54 kasus, Lampung naik 13 kasus, Sulawesi Tengah naik 9 kasus, dan Jambi naik 8 kasus.

"Menandakan sudah dua minggu berturut-turut kasus kematian baru mengalami kenaikan," ujar Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com