JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, penyakit tuberkulosis (TB) kerap menyebar di lingkungan padat.
Kondisi sosial ekonomi yang rendah juga turut menjadi pemicu penyakit TB.
"Secara historis TB adalah penyakit yang kerap terjadi di lingkungan padat dengan kondisi sosial ekonomi yang serba kekurangan," kata Muhadjir di acara peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia secara virtual, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Pemerintah Akan Terbitkan Perpres Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis
Selain itu, Muhadjir menuturkan, TB juga terkait dengan faktor lingkungan. Mulai dari polusi udara, asap rokok, pencemaran, hingga buruknya sanitasi lingkungan.
"Di Indonesia disampaikan bahwa banyak keluarga golongan sosial ekonomi rendah terkena TB dan pada kenyataannya TB menyerang siapa saja. Tidak hanya memilih dari kalangan ekonomi rendah," kata dia.
Menurut Muhadjir, dampak kerugian ekonomi akibat TB mencapai Rp 136,7 miliar per tahun.
Bahkan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang mengidap TB diperkirakan kehilangan pendapatan sekitar 38 persen sampai 70 persen.
"Sehingga TB mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap produktivitas penduduk Indonesia," ujar mantan Menteri Pendidikan ini.
Baca juga: 12 Bulan Pandemi Covid-19 Hilangkan 12 Tahun Upaya Perlawanan Tuberkulosis
Penyakit TB dapat menyerang semua kelompok umur sehingga dampaknya sangat luas. Hal itu berpengaruh buruk terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia ke depan.
Muhadjir mengungkapkan, 75 persen penyakit TB diderita oleh kelompok usia produktif. Kemudian sebanyak 8,2 persen TB dialami oleh usia anak kurang dari 15 tahun.
"Hal ini menjadikan bukti bahwa kita perlu segera melakukan upaya mengeliminasi TB," kata dia.
Sejalan dengan target SDGs, kata Muhadjir, Indonesia sudah menandatangani kesepakatan bersama dengan semua pimpinan dunia untuk berusaha mencapai eliminasi TB pada 2030.
Oleh karena itu, pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021 ini, Muhadjir mengingatkan soal evaluasi atas upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.