JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, angka penderita tuberkulosis (TBC) menurun drastis selama pandemi Covid-19.
Hal ini diduga karena selama pandemi aktivitas masyarakat di luar rumah sangat berkurang.
"Dalam tahun 2020 di masa pandemi Covid-19 angka penemuan TBC menurun sangat drastis," kata Budi dalam puncak peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang digelar daring, Rabu (24/3/2021).
Budi mengatakan, 316 dari 100.000 rakyat Indonesia saat ini terkena TBC.
Baca juga: Wapres: Indonesia Negara dengan Beban Penyakit TB Tertinggi Ketiga di Dunia
Sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), ditargetkan angka tersebut turun jadi 65 per 100.000 rakyat menderita TBC di tahun 2030.
"Walaupun kata hati saya menginginkan kalau bisa lebih rendah lagi dari 65 per 100.000," ujar Budi.
Belajar dari pengalaman menangani pandemi Covid-19, Budi menyebut, penanganan TBC harus dilakukan melalui tindakan promotif, preventif, dan program-program yang sifatnya kuratif.
Preventif adalah hal-hal yang penting, sementara kuratif merupakan hal yang urgen.
Promotif, kata Budi, sifatnya lebih masif dan jauh lebih murah. Sedangkan kuratif cenderung lebih sedikit dan mahal.
Baca juga: Mulai 2021, Penderita TBC Masuk Daftar Penerima Bantuan PKH
Sama seperti penanganan pandemi virus corona, perbaikan kualitas data dan digitalisasi laporan penanganan TBC harus diutamakan.
Covid-19 seharusnya mendidik para pemangku kepentingan tentang pentingnya mengumpulkan data secara rapi. Jika laboratorium, rumah sakit milik pemerintah, Puskesmas, maupun klinik-klinik swasta tidak memasukkan data dengan benar, pemetintah tidak akan punya cukup informasi merumuskan kebijakan yang tepat.
"Jadi satu langkah untuk memperbaiki data mengenai TBC harus kita lakukan," kata Budi.
Baca juga: Wapres: Sumber Daya untuk Atasi Penyakit TB Terkuras ke Covid-19
Di samping itu, lanjut Budi, karena ada kemiripan, penanganan TBC bisa memanfaatkan infrastruktur penanggulangan Covid-19.
Misalnya, pemanfaatan alat testing, tracing, hingga karantina atau isolasi mandiri pasien.
"Jadi bagaimana kita bisa memanfaatkan semua alokasi anggaran yang diberikan terkait dengan Covid-19 ini untuk membereskan infrastruktur di level grass root agar prevalensi TBC bisa kita turunkan, harusnya bisa kita lakukan sekarang," ujarnya.
Budi menambahkan, upaya penanganan TBC ini harus dilakukan secara bersama-sama. Kementerian Kesehatan meminta seluruh masyarakat untuk mengambil peran terkait hal ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.