Awal berpolitik di GMKI
Berorganisasi, bisa diartikan sebagai hobi bagi Muchtar Pakpahan. Hobi itu pula yang sudah terlihat sejak dia aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) saat masih berstatus mahasiswa.
Berawal dari organisasi GMKI itulah, karier politik Muchtar Pakpahan dimulai. Pakpahan sempat mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat pada 2003, setelah mengakhiri kebersamaan dengan SBSI.
Ia mengakui, menjadi aktivis organisasi kemahasiswaan sudah barang tentu akan mengalami suka dan duka tersendiri.
Baca juga: Tokoh Gerakan Buruh Muchtar Pakpahan Meninggal Dunia
Tak bercerita soal sukanya, sebaliknya, Pakpahan justru bercerita soal duka di kehidupan berorganisasi.
Ia mengaku, saat masuk GMKI, secara bersamaan ada temannya yang masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Persahabatan kedua sahabat itu pun kemudian sedikit renggang usai masuk ke organisasi kemahasiswaan berlatarkan agama.
"Dukanya begitu masuk GMKI di USU (Universitas Sumatera Utara) dulu dan ada teman saya yang masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), persahabatan kami kok jadi renggang. Padahal dulu akrab," tutur dia.
Rupanya, renggangnya persahabatan antara Pakpahan dan temannya itu lantaran ada senior GMKI yang memompa kecurigaan.
"Hati-hati, HMI mau meng-Islam-kan Indonesia. Mungkin sebaliknya juga begitu di HMI. Padahal di kota kelahiran saya Pematang Siantar yang berbasis Kristen, kenalan kami banyak yang Islam," ujar dia.
Berpegang pengalaman di kota kelahirannya, Pakpahan justru tak menemui kendala hidup bermasyarakat karena perbedaan agama.
Ia yang beragama Kristen justru akrab berkawan dengan umat Islam yang berasal dari Jawa, Sunda dan Melayu di Pematang Siantar.
"Saya dulu bahkan kerap ke masjid. Jelasnya, di masyarakat sederhana malah tak ada itu masalah antar umat agama," ucap Pakpahan.
Lebih jauh, pendiri Partai Buruh Sosial Demokrat ini sebenarnya lebih ingin aktif pada organisasi yang bersifat nasional, seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Namun, kata dia, GMNI baru muncul secara resmi di USU pada 1979-an, setelah hilang sejak 1966-an.
"Tapi saya bantu GMNI juga, dengan mendukung kader GMKI Henky Waou yang mau keluar mendirikan GMNI di USU tahun 1979," ucap Pakpahan.
Baca juga: Buruh Minta Pembayaran THR Tahun Ini Tak Dicicil
Rasanya, mengawali karier di GMKI juga menjadi kebahagiaan bagi Pakpahan sendiri dalam kehidupannya.
Hal tersebut tercermin mana kala Pakpahan mengaku menemukan jodohnya karena aktivitasnya di GMKI.
Istri tercinta, Rosintan Marpaung, pertama kali dikenal Pakpahan di konferensi cabang GMKI Medan.
Namun, menariknya, sosok Rosintan Marpaung dikenal Pakpahan dalam konferensi tersebut sebagai pesaing, bukan pendukung.
"Saya ditugasi melobi dia, agar Komisariat IKIP Medan yang dipimpinnya mau menyeberang ke kubu saya. Tapi dia rupanya keras. Bukannya berhasil, malah lama-lama saya yang jadi jatuh cinta, hahaha," ujar Pakpahan sembari tertawa mengenang momen tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.