Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Imbau Penerbangan Waspada Potensi Awan Cumulonimbus 20-26 Maret

Kompas.com - 22/03/2021, 16:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, awan cumulonimbus masih berpeluang muncul pada 20-26 Maret 2021.

Oleh karena itu, ia mengimbau hal tersebut dapat menjadi perhatian bagi sektor penerbangan untuk waspada.

"Terkait dengan penerbangan, masih perlu kewaspadaan. Tertera di dalam peta tersebut, jadi masih ada potensi awan cumulonimbus yang mengganggu penerbangan. Ada di beberapa wilayah yang tertera di dalam peta, terutama yang warnanya biru tua," kata Dwikorita dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR bersama BMKG dan Badan SAR Nasional (Basarnas), Senin (22/3/2021).

Baca juga: Waspada Awan Cumulonimbus Masih Berpeluang Tumbuh bisa Ganggu Penerbangan

Dwikorita menjelaskan, awan cumulonimbus dengan persentase cakupan spesial maksimum antara 50-75 persen berpotensi muncul selama tujuh hari.

Menurut prediksi BMKG, kata dia, awan yang mengganggu penerbangan tersebut berpotensi terbentuk di beberapa wilayah di antaranya Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sumatera Barat, sebagian Jambi, Sumatera Selatan, dan sebagian Lampung.

Untuk di Pulau Jawa, awan cumulonimbus berpotensi muncul di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.

"Kemudian sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara," ujarnya.

Untuk Pulau Sulawesi, awan cumulonimbus berpotensi berpotensi ada di wilayah sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Sulawesi Utara.

Selain itu, daerah yang berpotensi terjadi awan cumulonimbus juga ada di sebagian Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua, Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara, dan Samudera Pasifik Utara Papua.

Baca juga: Maskapai Penerbangan Waspada Wilayah Potensi Awan Cumulonimbus Pekan Ini

Selain penerbangan, kondisi cuaca seminggu ke depan juga patut diwaspadai oleh transportasi laut karena adanya perkiraan tinggi gelombang laut.

"Perlu kewaspadaan juga masih di akhir bulan Maret ini terutama di dalam peta yang warnanya merah, oranye. Kalau ungu ini relatif aman, tetapi yang memerlukan kewaspadaan adalah mulai oranye ke arah merah, yaitu di perairan sebelah barat Sumatera, Samudera Hindia, dan perairan sebelah selatan Jawa hingga Nusa Tenggara serta di laut Natuna," ucap Dwikorita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Bos Freeport Ajukan Perpanjangan Relaksasi Izin Ekspor Konsentrat Tembaga hingga Desember 2024

Nasional
Puan Sebut Antar Fraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Puan Sebut Antar Fraksi di DPR Sepakat Jalankan UU MD3 yang Ada Saat Ini

Nasional
Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Puan: Belum Ada Pergerakan soal Hak Angket Kecurangan Pilpres 2024 di DPR

Nasional
Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Beri Keterangan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Diskualifikasi dan Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis

Nasional
Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Bantuan Sosial Jelang Pilkada 2024

Nasional
KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

KPU Klaim Pelanggaran Etik Hasyim Asy'ari Tak Lebih Banyak dari Ketua KPU Periode Sebelumnya

Nasional
Bos Freeport Wanti-Wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun Jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Bos Freeport Wanti-Wanti RI Bisa Rugi Rp 30 Triliun Jika Relaksasi Ekspor Konsentrat Tembaga Tak Dilanjut

Nasional
Sidang Sengketa Pilpres, KPU 'Angkat Tangan' soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Sidang Sengketa Pilpres, KPU "Angkat Tangan" soal Nepotisme Jokowi yang Diungkap Ganjar-Mahfud

Nasional
KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

KPU Anggap Ganjar-Mahfud Salah Alamat Minta MK Usut Kecurangan TSM

Nasional
KPU: Anies-Muhaimin Lakukan Tuduhan Serius MK Diintervensi

KPU: Anies-Muhaimin Lakukan Tuduhan Serius MK Diintervensi

Nasional
Penguasaha Pemenang Tender Proyek BTS 4G Didakwa Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Penguasaha Pemenang Tender Proyek BTS 4G Didakwa Rugikan Negara Rp 8 Triliun

Nasional
KPU: Anies-Muhaimin Tak Akan Gugat Pencalonan Gibran jika Menang Pemilu

KPU: Anies-Muhaimin Tak Akan Gugat Pencalonan Gibran jika Menang Pemilu

Nasional
KPU Sindir Anies-Muhaimin Baru Persoalkan Pencalonan Gibran setelah Hasil Pilpres Keluar

KPU Sindir Anies-Muhaimin Baru Persoalkan Pencalonan Gibran setelah Hasil Pilpres Keluar

Nasional
Gerindra Ragu PDI-P Bakal Jadi Oposisi, Bambang Pacul: Ya 'Monggo'...

Gerindra Ragu PDI-P Bakal Jadi Oposisi, Bambang Pacul: Ya "Monggo"...

Nasional
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama, Supir Truk Jadi Tersangka dan Ditangani Polda Metro Jaya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama, Supir Truk Jadi Tersangka dan Ditangani Polda Metro Jaya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com