Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muchtar Pakpahan di Mata Kerabat, Konsisten Perjuangkan Hak Buruh dan Rakyat Kecil

Kompas.com - 22/03/2021, 12:28 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kiprah Muchtar Pakpahan dalam dunia pergerakan buruh masih membekas dalam ingatan para kerabatnya.

Sejumlah kerabat mengenal Muchtar sebagai sosok yang penuh perjuangan hingga akhir hayatnya.

"Sejak mahasiswa, saya sudah baca berita tentang perjuangan Bang Muchtar untuk buruh, dan hingga akhir hayatnya tetap berjuang untuk buruh, khususnya mengkritisi UU Cipta Kerja," ucap Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar kepada Kompas.com, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Tokoh Gerakan Buruh Muchtar Pakpahan Meninggal Dunia

Pendiri sekaligus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) periode 1992-2003 itu meninggal karena kanker, di Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (21/3/2021), sekitar pukul 22.30 WIB.

Menurut Timboel, Muchtar merupakan sosok ideal dalam dunia pergerakan buruh.

Ia menilai Muchtar konsisten dalam memperjuangkan hak buruh di akar rumput, di sisi lain aktif dalam dunia akademisi sebagai profesor.

"Saya pernah melakukan riset tentang SBSI sekitar tahun 2005. Responden yaitu kalangan buruh menyatakan Bang Muchtar senang berdiskusi langsung ke akar rumput, bertemu di sekretariat atau rumah buruh, tidak di hotel-hotel. Bang Muchtar konsisten dalam perjuangannya untuk membela buruh," katanya.

Kekaguman terhadap sosok Muchtar juga dilontarkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Menurut Said, Muchtar adalah tokoh yang peduli kaum buruh dan rakyat kecil.

Baca juga: Profil Mendiang Muchtar Pakpahan, Tokoh Buruh yang Kerap Dipenjara di Era Soeharto

Baginya, Muchtar merupakan tokoh buruh pertama di Orde Baru yang berani mendirikan organisasi buruh secara independen.

"Berkali-kali dipenjara dan berkali kali pula hendak dibunuh, tetapi kecintaannya kepada kaum buruh dan rakyat kecil tidak surut. Dia konsiten dalam berjuang agar kaum buruh berhasil menggapai kesejahteraan," tegas Said dalam keterangan tertulis.

Negara "welfare state" sejahtera, lanjut Iqbal, adalah cita-cita Muchtar Pakpahan. Cita-cita perjuangan ini akan selalu dikenang dan dilanjutkan kaum buruh.

"Semoga amal budi baik Bang Muchtar Pakpahan diterima Tuhan Yang Maha Esa. Di tengah engkau menderita penyakit kanker, tetapi hati, pikiran, dan tindakanmu terus berjuang untuk kaum buruh," terang Said.

"Selamat jalan, Bang..." pungkas Said.

Baca juga: Muchtar Pakpahan Meninggal Dunia, KSPI: Buruh Indonesia Sangat Berduka

Muchtar lahir di Bah Jambi II, Tanah Jawa, Simalungun, Sumatra Utara pada 21 Desember 1953.

Setelah mengakhiri kebersamaan dengan SBSI, ia sempat mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat pada 2003.

Pada 2010, ia menanggalkan partai tersebut dan mengalihkan konsentrasi di firma hukum, Muchtar Pakpahan Associates dan menjadi pengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com