Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tren Radikalisme Menurun Selama Pandemi, BNPT Ingatkan Tetap Waspada

Kompas.com - 22/03/2021, 11:59 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyebut, tren radikalisme cenderung turun pada masa pandemi Covid-19.

Namun, ia menekankan, kewaspadaan harus tetap dijaga karena paham radikal terorisme kini disebarkan melalui media online.

"Pada masa pandemi Covid-19, tren potensi radikalisme cenderung mengalami penurunan. Namun secara global, kita tetap waspada karena banyak penyebaran paham radikal terorisme yang dilakukan melalui media online," kata Boy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Kepala BNPT: 1.250 WNI Berangkat ke Irak dan Suriah karena Terpengaruh Radikalisme

Boy menuturkan, penurunan tren potensi radikalisme pada masa pandemi Covid-19 itu tercermin dari hasil survei yang dilaksanakan BNPT bersama Albara Research dan Nazarudin Umar Foundation.

Ia menyebut, hasil survei menunjukkan, tren radikalisme di Indonesia turun dari 55,2 persen pada 2017 yang masuk dalam kategori sedang menjadi 38,4 persen pada 2019 (kategori rendah), dan 14 persen pada 2020 (kategori sangat rendah).

Walaupun demikian, pola aksi terorisme yang semula menggunakan media offline menjadi media online harus tetap diwaspadai.

Sebab, pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2021 telah mencapai 202,6 juta jiwa, atau meningkat 27 juta jiwa dibandingkan Januari 2020 lalu.

"Dengan total penduduk Indonesia yang berjumlah 274,9 juta jiwa, penetrasi internet Indonesia saat ini mencapai 73,7 persen sehingga perlu dipastikan pemanfaatannya tidak mengarah pada tindakan radikal terorisme," kata dia.

Baca juga: Kepala BNPT Sebut Penerapan Perpres Pencegahan Ekstremisme Tak akan Langgar HAM

Ia juga mengataan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah mengeluarkan resolusi untuk meminta dilakukan segera gencatan senjata di daerah konflik dalam rangka menjaga perdamaian dan keamanan internasional di tengah pandemi.

Namun, permintaan gencatan senjata itu tidak berlaku bagi operasi militer terhadap teroris internasional seperti ISIS dan Al Qaeda.

"Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan terorisme internasional tetap dijalankan walaupun sedang menghadapi masa pandemi," ujar Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com