JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan belum semua guru di Indonesia bersedia menerima vaksinasi Covid-19.
Data tersebut didapatkan dari penelitian FSGI pada 7 hingga 12 Maret. Dengan total responden sebanyak 2.406 orang.
Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Fahriza Martatanjung menjelaskan berdasarkan penelitian tersebut, tercatat sebanyak 8,27 persen guru menolak vaksinasi Covid-19.
"Dari penelitian kami ditemikan sebanyak 91,73 persen guru bersedia di vaksinasi, selebihnya, sekitar 8,27 persen menyatakan tidak bersedia di vaksinasi," jelas Fahriza dalam diskusi virtual FSGI, Rabu (17/3/2021).
Fahrizal mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa menyepelekan jumlah 8,27 persen, guru yang menolak vaksinasi.
Sebab, vaksinasi menjadi salah satu harapan untuk segera dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Presentase 8,27 guru yang menolak vaksinasi ini tidak bisa dianggap remeh. Menurut kami bila ada guru yang belum divaksin, plus siswa yang juga belum divaksin, maka herd immunity secara komunal di lingkungan sekolah sulit terbentuk," jelas Fahrizal.
Berdasarkan penelitian tersebut, lajut Fahrizal, kebanyakan penolakan vaksinasi muncul dari wilayah di luar pulau Jawa.
Di pulau Jawa, guru yang menolak divaksinasi hanya berada di angka 4,84 persen, sementara di luar jawa mencapai 24,35 persen.
Salah satu alasannya adalah kasus Covid-19 di pulau Jawa lebih tinggi dibanding pulau lainnya.
"Situasi penyebaran virus Covid-19 yang lebih buruk mempengaruhi persepsi. Artinya guru-guru di pulau Jawa menerima informasi lebih baik dan juga punya kekhawatiran yang lebih pada penyebaran virus Covid-19," kata dia.
Fahrizal berharap pemerintah dapat melakukan sosialisasi optimal agar para guru mau menerima vaksinasi Covid-19.
"Pemerintah harus meningkatkan jumlah sosialisasi vaksinasi. Sebaiknya sosialisasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan, rumah sakit, maupun puskesmas yang cenderung masih sedikit dalam melakukan sosialisai," imbuhnya.
Sebagai informasi Presiden Joko Widodo pada 24 Februari lalu, menargetkan vaksinasi pada 5 juta guru dapat diselesaikan pada bulan Juni 2021.
Baca juga: Pemprov DKI Belum Kembali Bahas Rencana Sekolah Tatap Muka Pasca-vaksinasi Guru
Jokowi berharap program ini dapat berjalan dan membuat PTM terjadi kembali di sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem menargetkan vaksinasi pada guru akan berdampak pada dibukanya sekolah untuk menjalankan PTM.
"Kami ingin memastikan guru dan tenaga kependidikan selesai vaksinasi di akhir Juni. Sehingga di Juli sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah," sebut Nadiem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.