JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar semua ayah di Indonesia berhenti merokok.
Sebab, kata dia, ayah yang merokok akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak sehingga mereka menjadi stunting.
Selain itu, uang untuk rokok pun akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya.
"Saya meminta agar ayah dengan anak stunting untuk berhenti merokok dan mengalihkan uang rokok untuk memenuhi kebutuhan gizi anak," ujar Muhadjir saat berkunjung ke Kabupaten Nias, Sumatera Utara, dikutip dari siaran pers, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Menko PMK Minta Petugas Penanganan Stunting Sampaikan Data Apa Adanya
Muhadjir mengatakan, salah satu penyebab anak stunting adalah karena ayah mereka rata-rata mengonsumsi rokok.
Oleh karena itu, selain berhenti merokok, memberikan makanan yang baik juga akan menyehatkan anak-anak.
Muhadjir juga menyarankan agar para orangtua dapat memberikan gizi terbaik bagi anak-anaknya.
Antara lain dengan memberikan makanan sehat, seperti telur dan ikan laut. Terlebih lagi di Nias, makanan itu mudah didapatkan.
Makanan bergizi, kata dia, dapat mencegah anak-anak yang dilahirkan terkena stunting.
Baca juga: Dirjen Dukcapil Minta Jajarannya Bantu Atasi Stunting lewat Pendataan Ibu Hamil
Pasalnya, kondisi anak yang stunting akan berpengaruh terhadap generasi penerus bangsa ini.
"Kepada para ibu agar memenuhi kebutuhan gizi anak dengan memberikan makanan yang bergizi, seperti telur dan ikan laut yang mudah didapatkan di Nias," kata dia.
Ia mengatakan, Kepulauan Nias merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Sumatera Utara.
Salah satu wilayah di Kepulauan Nias yang cukup tinggi prevalensi stunting-nya adalah Kabupaten Nias Utara.
Baca juga: Menko PMK MInta Keluarga Miskin dengan Ibu Hamil dan Anak Stunting Masuk Daftar Penerima PKH
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi stunting di Nias Utara sebesar 45,5 persen.
"Seluruh kabupaten dan kota yang ada di Kepulauan Nias ini termasuk di urutan teratas jumlah stunting dan ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Perlu perjuangan keras untuk bisa lepas dari stunting dan predikat daerah tertinggal," kata dia.
Meski demikian, Muhadjir mengapresiasi langkah penanganan stunting di Kabupaten Nias Utara yang telah dilakukan.
Menurut dia, koordinasi tingkat daerah untuk menangani stunting sudah berjalan dengan baik.
"Secara umum di Nias Utara sampelnya sudah berjalan dengan baik. Koordinasi di tingkat bawah baik itu dari Kementerian Sosial Kemendes, BKKBN, dan Kemenkes semua sudah berkoordinasi bersinergi untuk menangani stunting," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.