Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penambahan 4.714 Kasus Covid-19 dan Kendala Selesaikan Vaksinasi dalam 15 Bulan

Kompas.com - 15/03/2021, 06:29 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan kasus Covid-19 harian di Tanah Air belum mengalami penurunan signifikan pada Minggu (14/3/2021).

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan adanya penambahan 4.714 kasus dalam 24 jam terakhir.

Jumlah tersebut didapatkan dari pemeriksaan terhadap 37.825 spesimen dari 28.102 orang.

Akibat penambahan tersebut, maka total kasus Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 1.419.455 dengan spesimen yang telah diperiksa adalah sebanyak 11.481.307 dari 7.739.691 orang.

Baca juga: UPDATE 14 Maret: Total 1.419.455 Kasus Positif Covid-19 di Tanah Air, Bertambah 4.714 Orang

Dari jumlah tersebut, terdapat 1.243.117 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Penambahan pasien sembuh pada hari yang sama adalah sebanyak 5.647 orang.

Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 97 orang sehingga totalnya menjadi 38.426 orang.

Kasus Aktif dan Suspek

Berdasarkan jumlah total kasus, pasien sembuh, dan pasien meninggal dunia Covid-19 yang tercatat pada Minggu (14/3/2021), terdapat 137.912 kasus aktif di Indonesia.

Jumlah tersebut adalah 9,7 persen dari total jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi positif atau turun 1.030 kasus dari hari sebelumnya.

Kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: UPDATE 14 Maret: Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tercatat 137.912

Jumlahnya diketahui dari pengurangan jumlah total pasien terinfeksi Covid-19 dengan jumlah total pasien sembuh dan meninggal dunia.

Sementara itu, data juga menunjukkan ada sebanyak 62.804 orang yang suspek Covid-19.

Dua Provinsi Nihil Kasus Baru

Jika dilihat sebarannya, 4.714 kasus baru tercatat di 32 provinsi di Tanah Air.

Adapun dua provinsi yang nihil kasus baru terdiri dari Jambi dan Bali.

Sementara, penambahan kasus harian tertinggi berada di DKI Jakarta dengan jumlah 1.204 orang.

Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat yang memiliki 1.133 kasus baru selama 13-14 Maret 2021.

Baca juga: Menkes Sebut Lambatnya Proses Vaksinasi Covid-19 karena Minimnya Ketersediaan Vaksin

Berdasarkan data Satgas, ada tujuh provinsi lain yang memiliki ratusan kasus harian.

Rinciannya, Banten (315 kasus baru), Jawa Timur (278 kasus baru), Kalimantan Timur (206 kasus baru), Kalimantan Selatan (204 kasus baru), Riau (169 kasus baru), Jawa Tengah (144 kasus baru), dan Kalimantan Tengah (125 kasus baru).

Vaksinasi Tenaga Kesehatan

Pemerintah hingga Minggu juga mendata, sebanyak 4.020.124 tenaga kesehatan (nakes) sudah mendapat vaksinasi Covid-19 dosis pertama.

Angka itu didapatkan setelah ada penambahan jumlah nakes yang divaksinasi sebanyak 34.528 dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, pemerintah juga sudah melakukan vaksinasi tahap kedua pada 1.460.222 nakes.

Angka tersebut bertambah setelah terjadi penambahan vaksinasi tahap kedua pada nakes sebanyak 5.386 dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Stok Vaksin Covid-19 Masih Terbatas, Menkes: Mesti Sabar

Adapun pemerintah menargetkan 1.468.764 nakes yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Di tahap kedua ini, pemerintah juga menargetkan akan melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap 40.349.051 penduduk.

Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang 14 hari.

Hal itu dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.

Vaksin Minim Produksi

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kelambanan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terjadi karena minimnya produksi vaksin.

Ia mengatakan, Indonesia harus mevaksinasi 181,5 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk Indonesia untuk memenuhi herd immunity atau kekebalan kelompok.

Adapun satu orang harus mendapat dua dosis vaksin ditambah cadangan 15 persen stok vaksin. Dengan demikian setidaknya dibutuhkan 420 juta dosis vaksin Covid-19.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin yang Kedaluwarsa 25 Maret 3 Juta Dosis, Sudah Habis Dipakai

Sesuai permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata dia, vaksinasi tersebut harus selesai dalam waktu 15 bulan.

"Kenapa belum selesai seusai keinginan Presiden? Masalahnya bukan karena kemampuan vaksinasi, tapi di produksi vaksinnya," ujar Budi di acara webinar bertajuk Aku Siap Divaksin yang digelar KAGAMA, Minggu (14/3/2021).

"Jadi masalah kita di keberadaan vaksin. Jadi vaksin sangat terbatas, kita beruntung dapat. Rencana kami 426 juta dan jadwal Januari-Juni hanya bisa dapat sekitar 80 jutaan. Hanya 40 juta rakyat bisa kita vaksin dari 181,5 juta, karena vaksinnya cuma ada segitu," ucap dia.

Ia mengatakan, saat ini pemerintah terus berusaha untuk mempercepat proses vaksinasi sesuai arahan Presiden.

Baca juga: Menkes Budi Sebut Vaksinasi Covid-19 Sudah Capai Daerah Pelosok

Kata Budi, saat ini keberadaan vaksin Covid-19 menjadi rebutan seluruh negara di dunia. Bahkan dari 100 negara, baru 60 negara saja yang berhasil mendapatkannya.

"Banyak negara belum dapat, kita beruntung sudah dapat. Malaysia gimana tidak tahu, Filipina sama Thailand baru mau mulai tidak jadi. Australia dan Jepang baru mulai," kata dia.

Ia mengatakan, total penduduk dunia sekarang sebanyak 7,8 miliar.

Apabila 72 persen penduduk dunia yang divaksinasi, maka dibutuhkan 11 miliar dosis untuk dua kali vaksinasi.

Sementara, kata dia, kapasitas produksi vaksin diperkirakan hanya mampu menghasilkan 3 miliar dosis saja.

"Enggak bakal tercapai. Negara maju ijon semua vaksinnya, negara miskin enggak dapat. Padahal kayak Indonesia matinya 300 sehari, kalau nunggu sebulan itu 9.000 rakyat kita harus mati gara-gara nunggu vaksin. Setahun 108.000," kata Budi.

Baca juga: Menkes Ungkap Alasan Indonesia Beli Vaksin Covid-19 di Banyak Negara

Ia pun mengatakan upaya negara-negara saat ini untuk mengamankan stok vaksin menjadi problem politik tersendiri.

Indonesia hanya mendapatkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 dan disuntikkan ke tenaga kesehatan dan kelompok prioritas lain seperti lansia.

Oleh karena itu, kapasitas penyuntikan vaksinnya pun disesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang ada.

"Indonesia beruntung bisa dapat, beruntung sekali. Tapi dapatnya itu bertahap dan sangat tidak seimbang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com