JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pedoman dan Protokol Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Eka Ginanjar mengatakan bahwa rendahnya jumlah spesimen tes Covid-19 dapat menimbulkan rasa aman palsu pada masyarakat.
Eka menjelaskan bahwa dengan jumlah spesimen yang rendah dan angka kasus positif yang menurun, masyarakat serta pemerintah dapat menjadi lengah untuk terus melakukan disiplin protokol kesehatan.
Jika jumlah spesimen setiap harinya menurun, menurut Eka, berarti proses test, tracing, treatment (3T) dari pemerintah tidak berjalan efektif.
"Kemampuan 3T kita harusnya stabil di jumlah yang direkomendasikan. Kalau kurang maka akan menimbulkan hasil yang tidak akurat, yang ditakutkan menimbulkan perasaan aman palsu dari masyarakat dan pemerintah yang akhirnya menyebabkan lengahnya penerapan protokol kesehatan," jelas Eka pada Kompas.com, Senin (8/3/2021).
Baca juga: UPDATE 8 Maret: Total 11.198.738 Spesimen Covid-19 yang Diperiksa
Eka khawatir, jika kondisi tersebut terjadi di masyarakat, pandemi Covid-19 gelombang kedua akan lebih berbahaya.
"Kondisi ini dapat menyebabkan gelombang berikutnya yang lebih berbahaya, bahkan bisa lebih meningkat baik angka kumulatif maupun angka kasus aktif (Covid-19)," ucap Eka.
Ia menyebut bahwa jika gelombang kedua Covid-19 melanda dan masyarakat sudah abai protokol kesegatan, dampak paling serius juga akan terjadi di bidang ekonomi.
Roda ekonomi yang mulai berjalan bisa kembali lumpuh.
Eka pun berharap pemerintah kembali gencar dengan program 3T agar masyarakat juga tidak abai dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Maka 3T merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menjamin agar terlaksana dengan baik," ucap dia.
Baca juga: Pemerintah Klaim PPKM Mikro Berhasil Tekan Kasus Aktif Covid-19
Diberitakan sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui pemeriksaan atau testing Covid-19 menurun beberapa hari terakhir.
Doni meminta pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi terkait proses testing, termasuk pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment).
"Tolong dilaporkan kepada pimpinan masing-masing ya, apa persoalannya? Yang semula pemeriksaan harian itu mencapai rata-rata di atas 50 spesimen per hari," ucap Doni dikutip dari tayangan koordinasi penanganan Covid-19 seluruh Indonesia di kanal YouTube BNBN, Senin.
Baca juga: Tempat Tidur Isolasi Covid-19 di Jakarta Terisi 60 Persen
Laporan evaluasi, menurut Doni, akan menjadi acuan meningkatkan 3T, misalnya dengan menamvag mesin PCR di sejumlah wilayah yang kekurangan.
"Mungkin mesin PCR-nya mengalami hambatan dan sebagainya atau petugasnya juga sudah semakin berkurang, ini juga kita minta masukan, para kepala bidang tolong nanti evaluasi kalau diketahui," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.