Moeldoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) pada era kepemimpinan Presiden SBY.
Tiga bulan kemudian, Moeldoko diusulkan SBY sebagai calon panglima TNI ke DPR menggantikan Agus Suhartono.
"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," ujar SBY.
Baca juga: SBY Merasa Malu dan Bersalah Pernah Berikan Jabatan ke Moeldoko
Senada dengan AHY, SBY menilai tindakan Moeldoko jauh dari sikap kesatria.
Bahkan, kata SBY, tindakan Moeldoko itu membuat malu para prajurit atau perwira yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan Moeldoko.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
SBY pun meminta AHY dan semua kader Partai Demokrat bersabar dan berikhtiar untuk mencari keadilan.
Ia juga percaya bahwa Presiden Joko Widodo dan pemerintah akan bijak dalam menyikapi gerakan perebutan kekuasaan yang terjadi di partainya.
"Saya tetap percaya bahwa Bapak Presiden Jokowi memiliki integritas dan kearifan dalam menyikapi gerakan pendongkelan dan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah ini," ucap SBY.
Baca juga: SBY: Benar-benar Tega dan Berdarah Dingin yang Lakukan Kudeta Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.