Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Mempertahankan Kedaulatan Partai adalah Perjuangan Suci dan Mulia

Kompas.com - 06/03/2021, 06:50 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh kader partai untuk berjuang menghadapi gerakan kontra-Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut SBY, upaya mencari keadilan, mempertahankan kedaulatan serta kemandirian partai adalah perjuangan suci dan mulia.

"Ibarat peperangan yang kita lakukan adalah perang yang dibenarkan. Sebuah war of necessary, just war, perang untuk mendapatkan keadilan," ujar SBY dalam konfrensi pers di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: SBY: Benar-benar Tega dan Berdarah Dingin yang Lakukan Kudeta Ini

SBY juga meminta kader Partai Demokrat untuk bersabar dan gigih berikhtiar dalam menghadapi gerakan kudeta yang baru saja melaksanakan kongres lluar biasa (KLB).

"Saya sangat merasakan apa yang para kader Demokrat rasakan, saat ini saudara pasti marah, terhina. Merasa diperlakukan sewenang-wenang, geram kepada yang berkhianat karena uang dan iming-iming kedudukan dan rasanya ingin membalas perbuatan mereka," kata dia.

SBY percaya bahwa Presiden Joko Widodo memiliki integritas dalam menyikapi kisruh di tubuh partai berlambang bintang Mercy itu.

Ia juga meyakini pemerintah akan bertindak adil serta sepenuhnya menegakkan aturan hukum yang berlaku.

"Saya tetap percaya, bahwa Bapak Presiden Jokowi memikiki integritas dan kearifan dalam menyikapi gerakan pendongkelan, dan perebutan kepemimpinan Partai Demokrat yang sah ini," tutur SBY.

Baca juga: SBY Merasa Malu dan Bersalah Pernah Berikan Jabatan ke Moeldoko

Adapun KLB kontra-AHY mengangkat KSP Moeldoko sebagai ketua umum dan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat periode 2021-2025.

Selain mengangkat keduanya sebagai pemimpin Partai Demokrat, KLB yang dilaksanakan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara itu juga memutuskan mencabut jabatan Ketua Mahkamah Tinggi Partai Demokrat.

"Moeldoko Ketum, saya Ketua Dewan Pembina. Jadi keputusan Kongres merupakan keputusan yang tertinggi. Jadi saya dan Pak Moeldoko akan bergandeng tangan untuk memenangkan PD 2024, termasuk memenangkan pilpres," ucap Marzuki dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat.

"Ketua Majelis Tinggi dicabut," kata Marzuki.

Baca juga: Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Moeldoko: Saya Berterima Kasih

Keputusan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dibacakan oleh Jhoni Allen.

Pernyataan tersebut diiringi riuh para peserta KLB. Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan hasil putusan tersebut.

Jhoni mengungkapkan, ada dua nama yang menjadi calon Ketum Partai Demokrat, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.

Namun, Marzuki memutuskan untuk mengundurkan diri. Kendati demikian, mantan Ketua DPR itu diputuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

KLB juga menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinyatakan telah demisioner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com