Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Persilakan Teknologi Didatangkan dari Perusahaan Luar, asalkan...

Kompas.com - 05/03/2021, 11:32 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mempersilakan jika teknologi didatangkan dari perusahaan luar negeri. Namun, ia mensyaratkan, produksi teknologi tersebut harus dilakukan di Indonesia.

Hal ini ia sampaikan menyusul pernyataannya tentang menggaungkan benci produk luar negeri

"Saya paham bahwa teknologi dalam negeri kita masih belum kuat, silakan teknologinya diambil dari perusahaan luar juga nggak papa kok. Tapi produksinya di dalam negeri, produksinya di Indonesia," kata Jokowi saat membuka rapat kerja nasional XVII HIPMI tahun 2021 di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

Baca juga: Ketika Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri tetapi Gelar Karpet Merah untuk Investor Asing

Jokowi mengatakan, produksi teknologi harus mampu meningkatkan kemampuan SDM dalam negeri.

Oleh karenanya, meski didatangkan dari perusahaan luar, produksi teknologi wajib dilakukan di dalam negeri sehingga terjadi transfer kemampuan pada SDM di Tanah Air.

"Sehingga membuka lapangan kerja seluas-luasnya pada masyarakat," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, tak ada yang salah dengan ajakannya untuk mencintai produk Indonesia dan membenci produk asing.

Baca juga: Cerita Jokowi Setiap Hari Telpon Kepala BKPM untuk Pantau Investasi

Ia justru heran pernyataan yang ia lontarkan itu ramai diperbincangkan publik.

"Masa enggak boleh kita enggak suka? Kan boleh saja tidak suka pada produk asing, gitu aja rame. Saya ngomong benci produk asing, gitu aja rame. Boleh kan kita tidak suka pada produk asing," tuturnya.

Menurut Jokowi, ajakan benci produk luar negeri ia sampaikan agar masyarakat Indonesia loyal terhadap produk-produk dalam negeri.

Sebab, dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, potensi daya beli masyarakat sangat besar.

Namun, untuk mencapai loyalitas konsumen, produk-produk dalam negeri harus mampu bersaing dengan harga yang kompetitif dan barang yang berkualitas.

Baca juga: Gaungkan Benci Produk Luar Negeri Jadi Polemik, Jokowi: Gitu Aja Rame

Oleh karenanya, produsen mesti terus memperbaiki kualitas, pengemasan, hingga desain produk yang disesuaikan dengan tren pasar.

"Kemudian ajarkan kepada masyarakat sekali lagi untuk cinta dan bangga terhadap produk Indonesia dan tidak suka pada produk-produk dari luar," ujar Jokowi.

Jokowi menyebut Indonesia menganut keterbukaan ekonomi. Ia juga menegaskan bahwa bangsa ini tidak menyukai proteksionisme.

Sebab, sejarah membuktikan bahwa proteksionisme perdagangan justru mendatangkan kerugian.

Baca juga: Saat Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri....

"Tetapi juga kita tidak boleh menjadi korban unfair practices dari perdagangan dunia, enggak, kita juga nggak mau itu. Kita harus memanfaatkan secara optimal pasar dalam negeri karena ini besar sekali 270 juta dan daya beli yang sangat besar ini untuk mendongkrak ekonomi nasional kita," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar kampanye cinta produk-produk Indonesia terus digaungkan.

Bersamaan dengan itu, ia ingin agar ajakan untuk membenci produk-produk luar negeri disuarakan.

"Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan, produk-produk dalam negeri. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri," kata Jokowi saat membuka rapat kerja nasional Kementerian Perdagangan tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com