Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Apindo: Produk Lokal Harus Bisa Bersaing

Kompas.com - 04/03/2021, 18:34 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, produk dalam negeri harus bisa bersaing dengan produk luar negeri.

Hal itu disampaikan Hariyadi menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menggaungkan benci produk luar negeri.

Menurut Hariyadi, untuk bisa menumbuhkan kecintaan masyarakat pada produk dalam negeri maka perusahaan dalam negeri harus terus berinovasi serta membaca keinginan pasar agar produk yang diproduksi bisa diserap oleh masyarakat.

"Misalnya batik ya, itu motifnya banyak dibajak China, lalu mereka jual lebih murah dengan kuantitas banyak. Mereka hanya bisa memodifikasi dari kita, maka kita harus lebih inovatif dengan membaca tren pasar orang Indonesia, tinggal kepitaran kita membaca apa yang diinginkan pasar," ungkap Hariyadi pada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Jokowi: Gaungkan Benci Produk dari Luar Negeri

Hariyadi lebih lanjut mengatakan, perusahaan dalam negeri dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebisa mungkin tidak memilih mengeluarkan produk yang sama dengan produk dari luar negeri.

Seperti produk buatan China misalnya.

"Kalau bicara perusahaan dalam negeri dan UKM ya, kita harus pintar memilih produk yang tidak head to head dengan produk China yang masif dan murah. Kita harus pintar mengambil sisi-sisi yang tidak harus berkompetisi dengan mereka tapi punya nilai jual tinggi," jelasnya.

Hariyadi menilai, ungkapan Presiden Jokowi untuk membenci produk asing dilakukan untuk menaikkan kesadaran masyarakat agar lebih memilih produk dalam negeri.

Maka untuk bisa menciptakan loyal customer, Hariyadi mengatakan perusahaan dalam negeri harus bisa menciptakan produk dengan kualitas apik dan harga yang terjangkau.

Baca juga: Jokowi Serukan Cintai Produk Dalam Negeri, Pimpinan DPR Minta Pemerintah Dukung UMKM

"Pertama orang mempertimbangkan pembelian itu dari harga dan kualitas. Lalu kemudian kebutuhan, apakah suatu produk dari segi desain dan fungsinya sesuai kebutuhan masyarakat," tutur Hariyadi.

Saat ini, lanjut Hariyadi, produk dalam negeri yang bersifat artistik makin diminati oleh masyarakat.

"Saat ini produk Indonesia bersifat artistik semakin bagus, pasarnya semakin besar," kata dia.

Adapun Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perdagangan untuk menggaungkan kampanye cinta produk dalam negeri.

Namun kampanye tersebut di sisi lain juga mengajak masyarakat untuk membenci produk-produk luar negeri.

Baca juga: Jokowi Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Mendag Siapkan Aturan Khusus

"Bukan hanya cinta, tapi benci. Cinta barang kita, benci produk dari luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal sekali untuk produk-produk Indonesia," himbau Jokowi.

Selain kampanye itu, Jokowi juga melihat bahwa Kementerian Perdagangan dapat melakukan beberapa strategi untuk mengembangkan pasar produk nasional. Seperti memberi ruang pada produk-produk hasil usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).

Menurut Jokowi, sudah saatnya produk dalam negeri diisi oleh produk-produk dalam negeri.

"Branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk luar negeri," imbuh Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com