Effendi menambahkan, pada bulan Februari 2020 dirinya juga melakukan penelitian hatchery lobster di Australia (mengenai kadar ozonisasi, lokasi, dan stocking density).
"Serta sudah berkeliling ke berbagai balai riset perikanan di Indonesia," ucap Effendi.
Selain itu, sejak tahun 2019 juga, Effendi mengaku terus berkomunikasi dengan para ahli lobster dunia, serta hampir tiap hari berdiskusi dengan dua doktor lobster Indonesia yakni Bayu Priyambodo dan Ilham Alimin.
"Sekali lagi tetap salam hormat, dan semoga Bapak Hakim Yang Mulia bisa memahami. Di setiap bidang ada proses komunikasinya," kata Effendi.
Baca juga: Saksi Sebut KKP Dapat Rp 1.500 per Ekor Benih Lobster yang Diekspor
Lebih jauh Effendi menyinggung Dirjen Tangkap KKP Zulficar Mochtar yang menurut dia seharusnya tahu bagaimana dirinya tidak sependapat dalam hal ekspor benih lobster. Ia mengaku hal itu dikatakan dalam puluhan rapat di KKP.
"Sepertinya hanya saya yang agak keras tidak sependapat dengan ekspor benih lobster yang belum memenuhi syarat budidaya yang sesungguhnya. Jadi saya mengomunikasikan fakta," kata Effendi.
Sebelumnya, dalam sidang kasus ekspor benih lobster dengan terdakwa Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP) Suharjito, hakim menanyakan siapa penasihat di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Penasihat yang mendalami hal-hal seperti ini yang saya tahu Pak Bayu Priyambodo, Prof Rokhmin Dahuri mantan menteri sekaligus koordinator penasihat, dan Pak Effendi Gazali," jawab mantan Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (3/2/2021) dikutip dari Antara.
Baca juga: KKP Akan Kembangkan Pelabuhan Perikanan Ramah Lingkungan
Menurut Zulficar, Effendi aktif menjadi penasihat dan disebut memiliki pengalaman budidaya. Hakim kemudian kembali bertanya mengenai bidang yang menjadi keahlian Effendi.
"Dia ahli komunikasi setahu saya tidak ada pembahasan perikanan di situ kan?" tanya hakim Albertus lagi.
"Nanti tinggal diklarifikasi, Yang Mulia," jawab Zulficar.
"Tidak usah diklarifikasi, saya profiling kok jadi siapa yang bisa benar-benar disebut ahli?" tanya hakim Albertus.
"Yang betul-betul ahli ada Pak Bayu Priyambodo," ucap Zulficar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.